Hati-hati, Pembersihan Menteri ...
Edisi: 24/01 / Tanggal : 1971-08-14 / Halaman : 06 / Rubrik : NAS / Penulis :
SEKARANG ini dalam perpadjakan saja sedang membangun
investigation bureau -- sematjam FBI", kata Menteri Keuangan
Profesor Ali Wardhana. Dan untuk biro penjelidikan seperti itu
"saja datangkan 2 ahli chusus dari Amerika Serikat". Ia
mengatakan pula bahwa kini telah disusun personalia dan
ahli-ahlinja. Badan baru ini nantinja setingkat dengan
oplichtingen & opsparing dienst (reserse padjak dinegeri
Belanda). Biro sematjam itu djuga barangkali setingkat dengan
sebuah sapu baru -- jang dapat menjapu lebih bersih, meskipun
bagi Ali Wardhana tidak lain maksudnja untuk meningkatkan
pendapatan negara dari sektor padjak. Adalah dipundaknja beban
untuk memikirkan itu pendapatan negara, jang dari tahun ketahun
semakin besar karena bertambahnja Anggaran Belandja Negara pula.
Sebelumnja ia hanja seperti orang jang melangkahkan bidji-bidji
halma: selaku Menteri Keuangan berulangkali mengotak-atik
angka-angka padjak, menaikkan MPO, mengubah Padjak Pendapatan
ataupun mengeluarkan peraturan baru untu kPadjak Kekajaan --
dengan harapan "uang masuk" bisa lebih banjak dari tahun
berselang. Hasilnja bukan tidak ada, meskipun belum dapat
dikatakan memuaskan. Dan didalam keadaan jang belum memuaskan
itu, beban semakin memberat -- sementara angka-angka pendapatan
negara kenaikannja tidak begitu mantap.
; Kini ia, tidak main halma lagi karena nampaknja
langkah-langkahnja lebih menjerupai seekor kuda dalam tjatur.
Dalam bulan April jang lalu, setelah pemerintah menaikkan gadji
33«% untuk pegawai negeri ia pompa sekaligus karjawan
didepartemennja sendiri dengan tundjangan chusus (tc) 9 kali
gadji pokok mereka. Memang "belum besar tapi mereka bisa hidup.
Terang tidak didalam keadaan lux", kata Wardhana mendjelaskan.
Iapun tahu bahwa dengan kenaikan itu djumlah jang mereka peroleh
mungkin dibawah "income tidak resmi mereka sebelumnja" Oleh
karena itu berbarengan dengan diumumkannja kenaikan 9 kali
tersebut, Brigdjen Sudharmono, Sekretaris Kabinet djuga
melampirkan embel-embelnja dalam pengumuuman itu jang bunjinja
deniikian: "Pegawai-pegawai Departemen Keuangan dikenakan ikatan
dan sanksi jang lebih keras dalam ketertiban maupun lamanja djam
kerdja. Mereka tidak diidjinkan mempunjai usaha atau mengurus
suatu perusahaan swasta!"
; Badut-Badut
; Ali Wardhana jang nampaknja tidak puas hanja djadi kasir negara
bagai mendapat angin untuk sekali lagi melangkahkan kuda
tjaturnja menschaak "keradjaan-keradjaan ketjil" jang nampaknja
kian kuat kedudukannja disekitar kursi menterinja. Gadji telah
dinaikkan dan sanksi jang lebih keras sudah boleh di terapkan --
adalah motor baru jang menggerakkannja meluntjur ke Tandjung
Priok bulan Mei jang lalu -- atau sebulan persis setelah
kenaikan itu. Ahli moneter lulusan UI dan Berkeley jang
kebetulan berkatjamata putih tersebut, tiba-tiba sudah berada
diantara ratusan pegawai Ekspedisi jang lagi berkeringat
mengurus invoerpas di Bea Tjukai Inspektorat IV, Priok. Apa jang
didjumpainja dikantor jang benar-benar diharapkan sebagai tempat
penerimaan padjak-padjak tak langsung (bea masuk, padjak devisa
impor) itu, disamping situasi matjam pasar jang djorok, pegawai
jang enak-enakan tidur-tiduran sambil batja madjalah, djuga
"badut-badut" seperti diakui sendiri oleh Drs…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?