WAYANG KASAR

Edisi: 26/01 / Tanggal : 1971-08-28 / Halaman : 38 / Rubrik : SN / Penulis :

"KALAU kau tak mau pergi dari pada pusat matahari ini, wah
berabe itu!" kata Betara Narada kepada Mustika Dunia, seorang
sinatria jang tanpa prosedor sudah bertjokol dimatahari. Meski
pun keperluan sinatria itu hanja untuk bersemedi, toh kajangan
ditimpa oleh akibat-akibat buruk. Bunga-bunga sorgawi bangkrut
dan laju, udara sorgawi papas dan gelisah, lantaran kawan
Tjandradimuka bergolak: Temperatur memuntjnk sainpai para
Betaia-pun tak dapat menahan akibatnja. Betara Guru tersinggung,
lalu berangkat derigan menb ikut sertakan pentolan-pentolan
Betara jang sudah tersohor seperti: Batara YamadipatiBatara
Surya dan Batara Brahma, sebagai dekingnja.

; Teka-teki. Dalam diskusi jang tjukup ramai, Mustika Dunia
menglladapkan para Dewa kepada dua alternatif: berperang mengadu
kesaktian atawa memilih djalan damai, dengan tjara mendjawab
tetra-teki jang berbunji: Haktennai, Daktermai, Laktennai".
Tetra-teki ini ternjata terlalu sulit bagi para Betara, sehingga
terpaksa ditempuli pOrtUmpahan darah. Akibatnja sangat
mengetjewakan, Betara-Betara itu terpukul kabur kekajangan,
termasuk Yamadipati jang bertopi pet biru dengan dilengkapi
tjelana gportnja.Vntung di Nlajapada masih ada orang kuat jang
namanja Somgr alias Ismaja berikut ketiga, puteranja:
Astradjingga, Petruk dan Gareng. Siperut Gendut dan pantat
raksasa itu setelah menjadari ada kegontjangan, didaerah sorga,
lantas tjepat-tjepat ingat dirinja jatlg sedjati. lapun "matak
adji", mengikis segala rupa duniawinja mendjadi sinatria bagus
jang bernama Tjipta Negara. Didengarnja pula dari daerah
kajangan Batara Guru mengumumkan sajembara: barang siapa dapat
mengmir Mustika Dunia berhak menguasai negara dengan dukungan
penghuni kajangan. Tjipta Dunia menjatakan kesanggupannja. Dan
berangkatlah dia.

; Pantja Sila. Maka terdjadilah perdebatan antara Tjipta Negara
dan…

Keywords: -

---

Foto Terkait