ISLAM, KEBATINAN, KEHILANGAN

Edisi: 27/01 / Tanggal : 1971-09-04 / Halaman : 42 / Rubrik : AG / Penulis :

SESUDAH pertanjaan: apa sebenarnja jang disebut kebatinan?,
orang lazim bertanja mengapa sikap umumnja kalangan Islam tidak
simpatik terhadap kalangan ini. Di Tjilandak, pingil Djakarta,
orang-orang SUBUD atau Susila Budhi Dharma baru sadja habis
berpesta. Seribu limaratus orang dari sekian puluh negara datang
kesini, sedang Presiden Soeharto sampai pula memberi sambutan
dengan hadir sendiri ditengah mereka. Namun baik terhadap SUBUD
jang sekedar merupakan tjontoh paling baru maupun terhadap
berpuluh-puluh aliran lain jang kegiatannja selalu dihubung-
hubungkan dengan pihak Kedjaksaan, sikap kalangan Islam umumnja
hanjalah memperingatkan orang-orang -- dan memperingatkan dengan
keras -- terhadap usaha pengatjauan/penjelewergan agama ataupun
pembuatan agama baru. Mengapa lahir sikap sematjam itu?

; Djawaban jang tidak baru -- tapi diharap tetap berlaku
--selamanja membawa orang kepada sedjarah perkembangan pertama
Islam di Djawa, lengkap dengan pertentangan politik
keradjaan-keradjaan Hindu-Islam dan perbenturan-perbenturan
kulturil antara pihak "Djawa Asli" jang berakar dipedalaman dan
"Djawa Asing" jang melakukan offensi dari pesisir. Ini berarti
sematjam dendam kesedjarahan kemudian mendjadi dinding antara
dua golongan besar. Tapi benarkah dendam itu terasa dalam
hubungan antara golongan Islam dan golongan kebatinan sekarang
ini?

; Mungkin ja - apa boleh buat. Sebab apabila literatur-literatur
sematjam Darmogandul, Gatokotjo, Tjentini jang…

Keywords: -

---

Foto Terkait