MENCARI KONSENSUS DARI KONFLIK

Edisi: 29/01 / Tanggal : 1971-09-18 / Halaman : 46 / Rubrik : MD / Penulis :


"Dan jang paling utama diantara tanggungdjawab suatu pers bebas
adalah tugas melindungi rakjat dari penipuan oleh bagian manapun
dari Pemerintah ....."

; KATA-KATA hakim Hugo L.Blaek jang diutjapkannja ketika
membebaskan suratkabar The New York Time dari tuntutan
membotjorkan rahasia negara beberapa waktu berselang dengan
tjepat seakan mendjalarkan semangat baru kepada
pedjuang-pedjuang kemerdekaan pers diseluruh dunia. Dan terutama
di Asia karena seperti dikatakan Tarzie Vittachi wartawan warga
Sri Langka pengikut Subud dalam seminar Press Foundation of Asia
di Bali bulan lalu gambaran kemerdekaan pers di Asia adalah
gelap dan mentjemaskan. Agaknja bukan tanpa hubungan dengan
pernilaian ini bahwa PFA telah mengambil pokok Konflik antara
Pers dengan Pemerintah sebagai tema seminarnja itu. Diberbagai
negeri di Asia achir-achir ini pemerintah sedang
mendemonstrasikan kekuasaannja diatas pers. Di Singapura baru
beberapa minggu sebelumnja tiga buah suratkabar telah di kubur
oleh pemerintah Lee Kwan-Yew tanpa diberi kesempatan membela
diri. Di Pakistan jang sedang mengalami kegontjangan politik
kemerdekaan pers tiba-tiba djatuh ketitik nol. Di India
wartawan-wartawan mulai gelisah karena rentjana pemerintah akan
menasionalisir setiap suratkabar jang oplahnja diatas 15.000
eksemplar. Di Sri Langka pemerintah Bandaranaike telah sedjak
beberapa waktu jang lalu membuat pers tak bisa berkutik. Di
Pilipina djustru ketika seminar PFA itu sendiri sedang
berlangsung pers terutama jang oposisi sedang terantjam tindakan
kekerasan dari aparat pemerintah (TEMPO, 11 September). Di
Taiwan beberapa orang wartawan tanpa djelas sebab-musababnja
telah ditangkap dan sampai sekarang masih meringkuk di sel
tahanan. Di Vietnam Selatan jang memang kondisinja masih kalut
itu antjaman pembereidelan menghantu sewaktu-waktu. Diseluruh
Asia agaknja mungkin hanja Djepang dimana pers sedang menikmati
kemerdekaannja punja posisi jang kuat dan sedjadjar dengan
pemerintah.

; Penjelesaian di Pengadilan

; Dan bagaimana di Indonesia? Seminar PFA di Bali itu menganggap
bahwa di bandingkan dengan negara lain di Asia ketjuali Djepang
- kebebasan persi di Indonesia adalah baik - sambil ditambahkan
bahwa kesimpulan itu bukan hanja sekedar bersopan-sopan Benarkah
demikian ? Ini adalah penilaian jang selamanja mempunjai
ukuran-ukuran relatif. Akan tetapi untuk mendudukkan keadaannja
setjara objektif kesimpulan seminar PFA di Bali itu sampai
batas-batas tertentu tidaklah terlalu meleset. Untuk pertama
kalinja dalam sedjarah republik Indonesia sedjak berachirnja
kekuasaan Soekarno dan naiknja pemerintahan baru, pers di
Indonesia - jang sesungguhnja usian a djauh lebih tua dari
Republik ini sendiri berada dalam udara jang lebih segar dan
lebih leluasa untuk bernafas dan bersuara. Paling tidak terdapat
pengertian dari fihak pemerintah sekarang akan arti penting
daripada kehidupan pers jang bebas sebagaimana djuga ditekankan
oleh Presiden Soeharto sendiri dalam sambutannja jang dibatjakan
dihadapan seminar tersebut.

; Gedjala jang menarik dalam tahun-tahun terachir ini misalnja
terdapatnja frekwensi jang lebih besar untuk mentjari
penjelesaian di pengadilan dalam konflik jang terdjadi antara
pers dengan pemerintah atau pedjabat-pedjabat pemerintah. Untuk
menjebutkan beberapa sadja di Djakarta misalnja Menteri Luar
Negeri Adam Malik mengadukan mingguan jang menuduhnja sebagai
agen subversit. Demikian pula jang dilakukan hakim-hakim jang
mengadili perkara kompleks Yen Pin jang ditudub oleh sebuah
mingguan menerima sogok. Seorang Bupati di Djawa Barat
mengadjukan sebuah mingguan lain jang dianggapnja telah
memfitnah dan menbenarkan mana baiknja. Di Samarinda pengadilan
negeri sedang memeriksa perkara mingguan lokal Kompas karena
beritanja jang dianggap mentjemarkan nama baik anggota DPRD. Di
Makassar penguasa setempat telah menghadapkan kepengadilan Alwy
Hamu Pemimpin Redaksi surat kabar Umum KAMI jang terbit dikala
itu karen memberitakan tentang terjadinja pembunuhan-pembunuhan
terhadap rakjat jang tak berdosa didaerah Enrekang oleh
oknum-oknum ABRI jang sedang melakukan operasi militer menumpas
gerombolan Sanusi Daris. Djuga dapat ditjatat karja K.H. Dahlan
selagi djadi Menteri Agama jang berhasil menjeret H.B. Jassin.
Pemimpin Redaksi bulanan Sasrta kepengadilan dengan itu dalam
tjerita pendek jang dimuatnja di madjalah itu menghina agama
Islam. Dan jang sekarang masih…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14

Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…

"
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14

Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…

K
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16

Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…