MENGHADAPI LAMBAIAN SINGAPURA

Edisi: 33/01 / Tanggal : 1971-10-16 / Halaman : 49 / Rubrik : EB / Penulis :


KETIKA Menteri Perhubungan Frans Soda berada di Singapura.
beberapa waktu jang lalu, sebanjak 15 buah kapal Indonesia
termasuk 3 buah milik PN felni sedang naik dok untuk direparasi
dikota ini. Frans Seda ingin tahu mengapa kapal-kapal tersebut
mesti diperbaiki di Singapura dan tidak dinegerinja sendiri.
Djawabannja adalah karena perusahaan-perusahaan dok di Indonesia
beluin mampu mengerdjakan apa jang di perlukan
perusahaan-perusahaan pelajaran. "Djawaban jang bisa
dimengerti", kata Frans Seda.

; Perusahaan-perusahaan dok dadalam negeri rupanja tidak
memperoleh kepertjajaan dari perusahaan-perusahaan pelajaran
jang umunmja lebih suka memesan kapal dan mereparasikan kapalnja
di galangan Singapura, daripada memesan dan mereparasikannja
disini. Galangan-galangan kapal di Singapura mempunjai lebih
banjak keunggulan dari galangan-galangan disini. Mutu
pekerdjaannja dapat dipertanggungdjawabkan, waktu penjerahannja
dapat dipertjaja, dan jang lebih penting lagi, pembajaran dapat
di lakukan dengan sjarat fang ringan, dan relatif lebih murah
daripada harga di dalam negeri. Sanggupkah PN Dok di Tandjung
Priok, PN Dok di Surabaja, atau PT Pelita Bahari menghadapi
saingan Singapura?

; Sukaton. Seperti halnja industri-industri bidang lain jang
memerlukan bantuan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…