NYAI LORO KIDUL, PENARI ?

Edisi: 34/01 / Tanggal : 1971-10-23 / Halaman : 32 / Rubrik : SN / Penulis :


SEDJAK pagi buta, hari Rabu Pon achir bulan lalu di kompleks
Baluwarti Solo mulai tampak adanja kesibukan jang sangat
menjolok. Lebih-lebih dikalangan kerabat atau keluarga kraton
termasuk para abdi dalem, sehubungan persiapan untuk menghadiri
upatjara kebesaran Kraton jakni Pasewakan Agung Peringatan Hari
Penobatan Sang Radja atau lazim disebut Pisowanan Ageng WY-Own
Djumenengan NDalem. Mendjelang djam 09.00 pagi, dari setiap
pendjuru kota Solo mulai kelihatan beberapa kelompok pedjalan
kaki, herpakaian adat Djawa, lengkap dengan kerisnja menudju
Kraton Kasunanan, meskipun upatjaranja sendiri dimulai tepat
djam 10.45 w.i.b.

; Bau dupa. Dengan diikuti para abdi dalem keputren, Sinuhun P.B.
XII keluar dari Dalem Ageng menudju Sasono Sewoko dibawah
iringan Gending Ladrang Srikaton dan langsung duduk didampar
kentjono. Sesaat kemudian nampak Kandjeng Gusti Pangeran Haryo
Hamidjojo, GPH Sudobroto, GPH Surjohamidjojo dan
pangeran-pangeran lainnja langsung menudju…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.