Dan Jenderal Yang Senyum Itu ...

Edisi: 36/01 / Tanggal : 1971-11-06 / Halaman : 07 / Rubrik : NAS / Penulis :

DIBAWAH langit-langit jang melengkung dalam gedung besar itu
mereka nampak ketjil, amat banjak, dan amat rapi. Dari mimbar
nama-nama mereka, sebanjak 400 orang lebih, dibatjakan satu
persatu. Beberapa hadirin terkantuk didukung oleh tjuatja dan
puasa. Namun suasana pelantikan anggota-anggota DPR dengan
proses upatjara jang kurang warna itu - tapi tertib, karena
mereka sudah dilatih sebelumnja -- seolah-olah melambangkan
suasana politik parlementer Indonesia dimasa-masa datang: tidak
teramat menarik sebagai peristiwa, dan tjukup serba diatur.
Sumpah setjara agama masing-masing jang dibatjakan dan
ditandatangani (atau djandji bagi mereka jang tidak mau
disumpah, seperti misalnja Drs Murdopo dari Golkar) jang
menjatakan mereka akan mempertahankan Pantjasila dan UUD '45,
seolah-olah tanda bahwa djika kelak mereka jang dengan
sendirinja djadi anggota MPR itu harus berbitjara tentang dasar
negara ataupun konstitusi, tidak banjak jang mereka perlu
perbuat. Pidato Ketua Sementara DPR K.H. Bisjri Sjamsuri jang 84
tahun itupun -- agak menjimpang dari teks -- menjebutkan bahwa
isi Surat Wal-Ashri dari Qur'an pada dasarnja sesuai dengan
Pantjasila. Sukurlah. Kegegap-gempitaan jang pernah dialami
Parlemen hasil Pemilu 1955 dulu, jang djuga telah menimbulkan
banjak krisis politik, nampaknja tidak bakal terdjadi didalam
Parlemen jang dilantik dihari Sumpah Pemuda 1971 itu. Memang
masanja sudah lain, demikian djuga keadaam "Dewan sekarang ini
adalah hasil…

Keywords: -

---

Foto Terkait