ISLAM JAMA

Edisi: 37/01 / Tanggal : 1971-11-13 / Halaman : 45 / Rubrik : AG / Penulis :

DISEBUAH ruang tingkat kedua kompleks Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Tjiputat Djakarta, pada sebuah malam berlumur
hudjan bulan Oktober, datanglah tokoh dari pondok perkumpulan
Islam Djama'ah. Lembaga Penelitian Ilmu Agama dan Kemasjarakatan
(LPIAK) jang sudah beberapa lama dibentuk di IAIN dengan
ketuanja Dr (linguistik) Muljanto, telah mengundang Drs
Nurhasjim untuk memberikan sekedar informasi mengenai pesantren
jang dipimpinnja - jang dikalangan orang Islam luaran tak
djarang dianggap sematjam sekte tersendiri dan bahkan
disana-sini diliputi kabut prasangka (TEMPO 3 Djuli).

; Dan prasangka itulah jang tampaknja pertama-tama diusahakan
lenjap malam itu di IAIN. Lebih separoh pidato Nurhasjim, jang
dibawakan dengan dingin dan hati-hati, merupakan tak lebih dari
usaha mengemukakan dasar-dasar dan patokan-patokan umum jang
dipegangi umat muslimin dimana sadja."Hanja sebagian ketjil
menjangkut pemahaman tentang Djama'ah, jaitu sendi paling besar
jang diduga mendjadi sebab mengapa alumnus dan bekas dosen IAIN
Jogja tersebut menjumbangkan diri sebagai orang kedua dari
sematjam gerakan jang konon sekarang mempunjai sekitar 20
tjabang dan berpusat di Kediri.

; Mudah. Adapun kesan jang boleh terpantul dari pembitjaraan jang
umumnja diterima hadirin dengan santai itu ialah pondok ini
dibangunkan oleh sematjam semangat akan perlunja penjederhanaan
definisi Islam -- sampai kepada titik jang memang dimaksud
semula. "Kalau orang memahami Qur'an dan Hadis sadja, agama
sebenarnja mudah sekali", Nurhasjim berkata. Bahkan "menurut
pengalaman, begitu orang-orang jang hanja tahu huruf Arab…

Keywords: -

---

Foto Terkait