MALAM LEBARAN: BULAN DIHEBOHKAN

Edisi: 38/01 / Tanggal : 1971-11-27 / Halaman : 34 / Rubrik : AG / Penulis :

SELAMAT IDUL FITRI, pembatja budiman meskipun agak terlambat.
Tak djadi soal -- sekiranja anda seorang muslirn - hari apa anda
berlebaran: Djum'at atau Sabtik. Departemen Agama sudah
mengeluarkan siaran jang menundjLrkkan bahwa tak ada perobahan
prinsip apapun dalam penentuan tanggal awal Ramadhan maupun
Idulfitri. Departemen tetap nremegang ketentuan: "penetapan awal
Ramadhan dan Sjawzil adalah dengan ru'jatul-hilal atau dengan
istikmal". Ru'jatul hilal atau rujah adalah melihat bulan dengan
mata kepala. Sedang istikmal adalah djalan jang dipakai apabila
ru'jah tidak berhasil lantaran langit mendung jaitu menggenapkan
hitungan bulan sebelumnja mendjadi 30 hari, dan barulah besok
ditetapkan sebagai awal Ramadhan atau awal Sjawal sebab,
diketahui, bulan Hidjriah terdiri dari 30 atau 29 hari.

; Memang ada prinsip jang lain lagi, jakni hisab. Adapun hisab,
jakri tjara jang dipakai mereka jang membuat penanggalan,
dipegangi misalnja oleh Muhammadijah, Persis (Persatuan Islam),
Al-Irsjad, Mathla'ul Anwar dan sekelompok ketjil kalangan NU.
Departemen Aga.ma, djuga sekarang dengan Menterinja jang baru,
tetap sedjalan dengan bagian terbesar umat Islam di Indonesia
jang tidak memakai prinsip tersebut, ketjuali hanja menambah
ketentuan: "bagi ahli hisab dan mereka jang mempertjajainja,
tidak berhalangan untuk melakukan ibadah puasa atau Idulfitri
atas dasar perhitungan ilmunja". Menurut HZA Nuh Pedjabat
Direktur Direktorat Peradilan Agama, jakni lembaga jang paling
berwenang dalam masalah penentuan bulan, ketentuan tersebut
"tersimpul dari pelbagai musjawarah alim-ulama sedjak 1951".

; Sjukurlah bahwa untuk awal Ramadhan dahulu, baik ru'jah maupun
hisab pada umumnja telah memberikan hasil jang sama (lihat box).
Tetapi pada Idulfitri (perhatian: laporan ini dikerdjakan
ditengah teriknja hari…

Keywords: -

---

Foto Terkait