PAK ROB & INDONESIA

Edisi: 39/01 / Tanggal : 1971-12-04 / Halaman : 24 / Rubrik : SN / Penulis :


"SETJARA emosionil saja seorang Indonesia. Setjara kulturil saja
seorang Eropa". Siapa dia? Pengarang Rob Nieuwenhuys, 63 tahun.
Ia menjatakan itu dalam tjeramahnja di Teater Arena Pusat
Kesenian Djakarta 9 Nopember jang lalu. "Saja seorang marginal
man", katanja lagi. Dalam pengertiannja, itu berarti hidup
diantara dua tanahair: jang pertama ialah Indonesia, tempat ia
dilahirkan, "tanah tumpah darah saja", dan jang ke dua ialah
Negeri Belanda, dimana ia sudah hidup selama 17 tahun dan tidak
bisa ia tinggalkan.

; Di Amsterdam pengarang kumpulan tjerita pendek Antara Dua Tanah
air (1959) itu hidup dan berkreasi atas dasar konsepsinja
tentang diri sendiri jang demikian. Rumahnja jang selalu terbuka
buat orang Indonesia menggaungkan suasana Indonesia, atau lebih
tepat Djawa, dengan kursi-kursi kuno dan bau dupa. Tamu bisa
mengobrol pandjang lebar hingga larut, dan di WC nja seperti
ditjeritakan Nieuwenhuys sendiri malam itu terdapat botol-botol,
bukan kertas toilet. Bahasa Indonesia nja, seperti dikatakannja
malam itu dengan rendah-hati, "brengsek" (meski pun tidak
demikian betul), tapi dalam berbitjara tjepat ia mengutjapkan
kata Belanda "twee" dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.