Merapatkan Pagar Betis

Edisi: 40/01 / Tanggal : 1971-12-11 / Halaman : 40 / Rubrik : EB / Penulis :

TIADA satupun jang pasti didunia ini ketjuali mati dan padjak",
demikian konon negarawan Amerika Benjamin Franklin pernah
bilang. Namun kalau utjapan Benjamin Franklin itu diulang lagi
oleh Direktur Djenderal Padjak Sutadi Sukarja pada kesempatan
buka bersama dengan para wartawan beberapa waktu jang lalu, maka
itu berarti ada pertanda jang kurang baik bagi sipenghindar
padjak. Menurut Sutadi Sukarja, Ditdjen padjak selama ini tengah
memikirkan untuk memperkenalkan satu djenis padjak baru jang
selama ini belum pernah dikenal dinegeri ini: padjak warisan.
Djadi kalau umpamanja ada penggede jang selama ini dengan lihai
selalu bisa menghindiri padjak selama hajatnja, maka kalau suatu
hari dia mati, sebelum sanak saudaranja membagi-bagi warisannja,
petugas-petugas padjak akan datang memungut padjak sebagai satu
kepastian, sebagaimana kepastian kematiannja.

; Lobang. Apa jang dikemukakan oleh Sutadi Sukarja merupakan satu
langkah lagi dari Direktorat Djenderal Padjak dalam memperketjil
lobang-lobang jang selama ini digunakan oleh wadjib padjak untuk
meloloskan diri dari kewadjiban membajar padjak. Selama
lobang-lobang ini belum berhasil ditutup, maka memang tidak ada
gunanja Direktorat Djenderal Padjak menambah wadjib padjak baru.
Dan bagi mereka jang selama ini sinis terhadap kewadjiban
membajar padjak pendjabat tinggi, memang sedikit terhibur dengan
keluarnja keputusan Presiden bulan Agustus jang lalu tentang
laporan para pendjabat negara, pegawai negeri dan ABRI tentang
kewadjiban membajar padjak-padjak pribadi jang kemudian terkenal
dengan sebutan LP2P dikalangan pendjabat-pendjabat…

Keywords: -

---

Foto Terkait