SEMBILAN LUMAYAN

Edisi: 41/01 / Tanggal : 1971-12-18 / Halaman : 35 / Rubrik : BK / Penulis :


UNTUK buku-buku terbitan pertama dengan tebal rata-rata 50
katja, apa jang dihidangkan para pengarang Pustaka Jaya belum
lagi tjerita-tjerita jang hebat. Mungkin karena maksud pertama
memberikan batjaan terutama kepada anak-anak tingkatan SD, pokok
tjerita jang tjukup menondjol adalah kasih-sajang kepada
binatang. Berikut ini karja-karja jang menggarap tema tersebut.

; TJOKLI IKUT BERGERILJA, oleh
Soekanto SA, 50 halaman.

; Seekor andjing, Tjokli, hidup ditengah satu keluarga jang sudah
tentu sangat tjinta padanja. Dilukiskan suasana aman tenteram
dalam bajangan jang ternjata dibajangi warna peperangan. Ketika
kemudian lelaki-lelaki pergi bergerilja. Tjokli-pun mendapat
namanja sebagai andjing jang dimanfaatkan bagi antar-mengantar
surat. Dan terdjadilah pertempuran merebut kota. Dengan tipu
muslihat bersama antara para geriljawan dan orang-orang pribumi
jang mendjadi anggota polisi (Belanda), dapatlah achirnja
barisan polisi menjeberang kepihak geriljawan--lewat tembak
menembak jang direntjanakan dan sudah tentu bukan tak meminta
korban. Dan korban ini, dilukiskan dengan begitu dramatik,
chususnja adalah Tjokli. Orang boleh terharu bila achirnja
binatang jang sangat berdjasa ini tertembak-berlari dengan
kakinja jang timpang, dan mati. Maka genaplah kiranja bila, demi
rasa kemanusiaan, sebuah upatjara penguburan dirasa perlu
diadakan dan disini satu regu tembak meletuskan salvo. Boleh
ditjatat: watak tokoh-tokoh tidak digarap dengan serius. Tjerita
seolah berlari agar buku tidak mendjadi tebal. Dan andaikata
tidak ada bagian achir maka seluruh bangunan boleh tidak
menarik.

; PERSAHABATAN, oleh Surtiningsih WT & Soekanto SA, 35 halaman.

; Adapun penondjolan binatang sebagai anggota sebuah keluarga,
lebih bulat ditjeritakan disini. Pergaulan seorang gadis ketjil
dengan seekor kuda menjebabkan mereka begitu saling terikat.
Ketika kebutuhan keluarga mengharus kan kuda didjual bersama
bendinja untuk kemudian dibelikan oplet, sigadis pun djatuh
sakit. Orang boleh merasa iba oleh lukisan itu dan sebaiknja
turut bahagia ketika sigadis, pada satu pagi merasa seolah
djendelanja diketuk orang. Dan setelah dibuka, ternjata sang
kuda kesajangan mendjulurkan kepalanja: ajah telah membeli
kembali kuda itu karena menghormati persahabatan putrinja jang
mungil.

; Tjukup menarik: tjerita jang sederhana dan manis ini
ternjatabukan satu-satunja jang ditulis orang. Balai Pustaka
pada tahun jang sama djuga menerbitkan Si Upik Hitam (untuk
anak-anak 10--12 tahun), dikarang oleh Nj. Limbak Tjahaja.
Tjeritanja? Njaris sama, setidak-tidaknja sebagai pokok maupun
kerangka.

; Disini tjerita bahkan mampu menjentuh hal-hal jang lebih dari
sekedar persahabatan: setelah sikuda jang kenes dan binal
berhasil djadi kuda patjuan, ia achirnja bosan: ditinggalkannja
tepuktangan para pemudjanja untuk bisa kembali bersahabat dengan
sigadis. Akibat kemunduran itu ia achirnja hanja berstatus kuda
bendi. Namun ia teramat nakal. Pun,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tamparan untuk Pengingkar Hadis
1994-04-16

Penulis: m.m. azami penerjemah: h. ali mustafa yakub jakarta: pustaka firdaus, 1994. resensi oleh: syu'bah…

U
Upah Buruh dan Pertumbuhan
1994-04-16

Editor: chris manning dan joan hardjono. canberra: department of political and social change, australian national…

K
Kisah Petualangan Wartawan Perang
1994-04-16

Nukilan buku "live from battlefield: from vietnam to bagdad" karya peter arnett, wartawan tv cnn.…