TRADISI PARADE

Edisi: 42/01 / Tanggal : 1971-12-25 / Halaman : 34 / Rubrik : SN / Penulis :


ADA lima puluh orang Indonesia jang mentjintai lima ekor kuda.
Mereka mempunjai perserikatan jang sudah berusia tiga belas
tahun, namanja Sanggar Bambu. Tudjuan hidup mereka: "bertemu dan
bersahabat". Hampir seluruhnja pintar melukis. Diantaranja ada
jang berhasil mendjadi pelukis jang tjukup tersohor. Antara lain
ada jang bernama Soenarto Pr, Muljadi W, Wardojo, Suharto Pr,
Soemadardji, Handogo S, Danarto, Arief Sudarsono. Entah apa
gerangan jang terkandung dalam maksud mereka dalam soal
kuda-kuda itu. Jang terang, gambar kuda itu mereka abadikan
sebagai simbol, dalam kop surat mereka, ataupun dalam
pandji-pandji mereka.

; Dalam berita-berita selalu disebutkan bahwa Sanggar Bambu jang
berkedudukan di Jogjakarta adalah satu-satunja sangar jang
paling representatif. Bahkan ada kabar bahwa Affandi, pelukis
jang merupakan harta benda Jogja mahal itu memberi komentar
bahwa Jogja tanpa Sanggar Bambu bukan apa-apa. Berita-berita ini
boleh sadja tidak dipertjaja. Tetapi diudjung djalan Lembang di
Djakarta…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.