Menjual Indonesia Indah

Edisi: 43/01 / Tanggal : 1972-01-01 / Halaman : 51 / Rubrik : EB / Penulis :

"TAXI, sir. You need taxi mister". Kata-kata ini silih berganti
diutjapkan para pengemudi taksi jang berpangkal dilapangan
terbang internasional Kemayoran. Banjak diantara mereka jang
pinter omong Inggeris, setidaknja tjukup untuk dimengerti orang
asing, entah dia seorang turis atau singgah disini untuk entah.
Jang pasti, itulah salah satu pertanda bahwa Kemayoran makin
bertambah putih bertjampur kuning diantara orang-orang jang
berkulit sawo matang. Menurut Surjosumarno dari Ditdjen
Pariwisata jang mengepalai urusan pemasaran: "Orang asing jang
makin banjak datang ke Indonesia kebanjakan berasal dari
Amerika, Eropa, Djepang dan Australia. Dan djumlahnja memang
meningkat sedjak pemerintah Indonesia kembali ramah terhadap
luar negeri. Ditahun 1967 orang asing jang masuk kemari
tertjatat 26.391. Tahun berikutnja naik sekitar dua kali, 52.393
orang. Demikian pula ditahun 1969 naik mendjadi 86.067, untuk
kemudian melompat tahun lalu mentjapai angka 129.319. Untuk
tahun 1971 angka-angka resmi belum terkumpul, tapi sasaran
sedjumlah 181.000 menurut Dirdjen Pariwisata, I.J.Prajogo:
"pasti masuk".

; Tapi bitjara soal orang asing jang masuk membawa dollarnja
kemari, orang perlu berhati-hati. Mengapa? Karena mereka
bukanlah terdiri dari sembarang turis. Ada jang disebut turis
asli, ada jang disebut turis bisnis. Ada pula jang bersifat
tjampuran antara kedua kelompok itu. Menurut Surjosumarno,
kelompok turis asli sampai tahun lalu mewakili 30,18%, sedang
mereka jang chas datang untuk tudjuan bisnis angkanja lebih
besar sedikit: 38,65%. Sedang jang sifatnja tjampuran mewakili
15,75%.

; Plesir. Bagaimana kedudukan Djakarta dimata orang asing itu?
Bali dengan segala keindahan dan kechasannja mestinja…

Keywords: -

---

Foto Terkait