WAYANG KESUSU

Edisi: 51/01 / Tanggal : 1972-02-26 / Halaman : 34 / Rubrik : SN / Penulis :


SATU tjara menerskan tradisi wajang agaknja dengan membikinnja
djadi tontonan singkat. Tapi eksperimen untuk itu belum selesai.
Pertundjukan Sumantri Ngenger oleh Pusat Pewajangan dari Dewan
Kesenian Djakarta pertengahan Pebruari jang lalu menundjukkan
hal itu. Dimulai djam 20.45 dan berachir djam 24.15, pergelaran
wajang kulit tidak semalam suntuk itu berhasil menjadjikan
sesuatu jang pas, tapi masih nampak belum menemukan pola
bagaimana sebaiknja membikin ringkas. Dalang Ki Soegiono
kabarnja memang pernah mendalang belum lama berselang di Balai
Erasmus dengan waktu 1« djam, tapl pengalaman satu kali tentu
sadja belum tjukup. Sardjana sastra dari Universitas Indonesia
Budya Pradipta dan para koleganja di Pusat Pewajangan, jang
tampaknja sadar akan perlunja eksperimen sematjam ini, tjukup
membantu sang dalang. Hanja jang selalu ditjemaskan ialah bila
usaha mempertundjukkan wajang, supaja tjotjok dengan tempo
kehidupan sekarang, ternjata menghasilkan wajang kesusu. Dengan
kata lain: pertundjukan terburu-buru.

; Sumantri Ngenger di Teater Arena Pusat Kesenian Djakarta memang
masih menundjukkan kemungkinan demikian. Dalang Ki Soegiono
memang mulai beladjar mendalang sedjak umur…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.