Di Sudut-sudut Pelita I

Edisi: 04/02 / Tanggal : 1972-04-01 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :


"Lain Daripada itu perlu dikemukakan bahwa ichtiar pembangunan
tidaklah identik dengan hasil pembangunan"

; -- Buku "REPELITA"

; DAN 3 tahun Pelita--I jang telah di mylai sedjak 1969
membenarkan hal itu hasil-hasil pembangunan selama 3 tahun
terachir dapat dilihat melalui angka-angka jang telah dibeberkan
oleh berbagai Menteri kepada pers. Tapi ichtiar pembangunan
agaknja masih harus ditakar dengan pertanjaan: adakah dengan
hasil-hasil itu telah terpaut ichtiar maksimum? Dan ini
bagaimanapun bukanlah pertanjaan jang mudah didjawab. Djika
titik-berat Pelita--I adalah bidang pertanian -- suatu pilihan
jang agaknja memang tak bisa lain--maka untuk produksi beras
Menteri Tojib Hadiwidjaja telah dengan lantjar mengutip
angka-angka kenaikan produksi jang Dilampaui target: 10,70 djuta
ton di tahun 1969 untuk target 10,52 djuta ton 11,99 djuta ton
ditahun 1970 untuk target 11,43 djuta ton 12,75 djuta ton untuk
tahun 1971 padahal target adalah 12,52 djuta ton. Dan itu adalah
hasil "program intensifikasi setjara terarah melalui bimas dan
inmas", seperti jang dikatakan oleh Menteri Tojib dalam
laporannja bulari Djanuari kemarin.

; Teknologi Tebu.

; Tapi orang belum lupa bahwa sampai achir 1970 berita-berita
tentang usaha-usaha bimas jang banjak mengalami kegagalan--jang
kemudian terpaksa diadakan kebidjaksanaan baru. Bahkan dengan
bimas jang disempurnakanp kegagalan itu masih djuga terdjadi
seperti jang di alami di Djawa Timur - jang mengakibatkan
dipetjatnja seorang Kepala Djawatan Pertanian disana. Ini
membuktikan bahwa tertjapainja target tidak dengan sendirinja
sudah mentjerminkan tepatnja kebidjaksanaan jang didjalankan,
maksimumnja ichtiar apalagi beresnja pelaksanaan peningkatan
produksi itu. Lebih-lebih lagi djika hal ini dihubungkan dengan
kenjataan bahwa meningkatnja produksi beras praktis belum
memberi pengaruh jang berarti terhadap parbikan pabrik para
petani didesa-desa pada umumnja. Djika pengalaman dengan masa
bimas Ciba dan sebangsanja sudah dilupakan, maka dengan bimas
jang konon disempurnakan Bank Rakjat Indonesia masih bisa
memberikan data-data terachir betapa sulitnja mendapatkan
kembali kredit jang telah disalurkannja kepada para petani.
Dengan kata lain, perluasan usaha-usaha pertanian padi baik
melalui intensinfikasi dengan pemakaian bibit unggul pupuk dan
lain sebagainja maupun dengan perluasan atar-atar baru belum
sampai meningkatkan kehidupan dipedesaan, apalagi merobah pola
orientasi tradisionil para petani pada umumnja. Perkenalan
mereka dengan teknologi modern melalui bibit unggul dan
pemupukan dibarengi dengan pengenalan mereka dengan
bentuk-bentuk penjelewengan jang lebih unik dan modern pula.
Tidak mengherankan bahwa sementara produksi padi bisa meningkat
karena teknologi, ia tidak mengurangi derasnja arus urbanisasi
misalnja. Mungkin inilah jang dimaksud oleh Prof. Sarbini
Sumawinata bahwa "pemakaian teknologi modern hanjalah baru
separuh dari kemadjuan dan belum mendjamin kemadjuan sepenuhnja"
--jang dengan kemadjuan diartikannja adalah perobahan sikap.
Sambil menundjuk pada tjontoh ketika dulu Belanda memperkenalkan
penanaman tebu jang ternjata tidak merobah sikap rakjat
disekitar tempat penanaman tebu itu, Sarbini menjimpulkan:
teknologi modern mungkin sadja masuk tanpa memberikan perubahan
sikap para petani. Karena itu menurut Sarbini "pembangunan
pertanian haruslah dikaitkan dengan modernisasi desa. Tapi jang
sekarang dilakukan adalah semata-mata mengedjar produksi",
katanja.

; Kaju & Nasib.

; Semata-mata mengedjar produksi barangkali djuga hanja separuh
benar, oleh karena toch pemerintah djuga mempunjai program
modernisasi desa. Paling tidak itulah kira-kira maksudnja
pemberian subsidi langsung kedesa-desa jang banjak dikenal
sebagai projek Inpres itu. Bahwa uang subsidi itu mungkin banjak
jang lenjap didjalan ataupun tak mentjapai sasarannja, itu
mungkin karena Menteri Amir Machmud jang bertanggung-djawab atas
penjaluran uang itu lebih sibuk dengan soal-soal Pantjasila dan
mengumpulkan berbagai "dokumen rahasia" seperti jang sering
dikatakannja daripada mengusahakan aparatnja bekerdja lebih
baik. Ini misalnja djalan dengan apa jang terdjadi di Djawa
Timur tahun ini. Untuk projek nan Inpres itu disana tersedia
anggaran Rp 4,1 miljar, tapi jang terealisir untuk seluruh
daerah tingkat II Djatim hanja Rp 0,8 miljar--jang berarti tidak
sampai 25% dari seluruh anggaran. Ini membukn pula bahwa dalam
beberapa hal jang mendjadi masalah bukan lagi bagaimana
mendapatkan uang melainkan djustru bagaimana memnjai pergunakan
uang. Dalam bahasa jang sedikit tinggian barangkali ini jang
disebut kapasitas serap modal masih ketjil. Menjimak kembali
pada peningkatan produksi beras selama 3 tahun terachir, agaknja…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?