PETA MUSIK POP KOES

Edisi: 08/02 / Tanggal : 1972-04-29 / Halaman : 28 / Rubrik : MS / Penulis :


PADA "pembukuan" musik pop Indonesia, terdjadi krisis. Bermula
ada sedikit harapan dengan muntjulnja kembali Sitompoel Sisters
dari pengembaraannja. Ternjata jang diharap kebanjak aktip dalam
show. Lebih dari itu, mereka telah pula mengumumkan niat nja
untuk berhenti menjanji. Bob Tutupoly jang banjak djuga
penggemarnja, sampai kini belum menepati djandjinja untuk
kembali. Emilia Contessa jang mempunjai bakat jang gemilang,
ternjata hanja menggojang tubuhnja terus tanpa menghasilkan
album jang baik. Ada rekaman-rekamannja jang tjukup lumajan,
tetapi bukan sukses. Apalagi kini ia sedang direbut oleh
"orang-orang film". Selebihnja, Benjamin, Broery, Frans Daromez,
Alfian, Muchsin, Titiek San&ora, Maja Sopha, Ida Rojani dan
sekerandjang jang lain, tjukup giat, tetapi tidak mentjatat jang
bisa disebut "harapan". Mereka semua, bersama banjak penjanji
ketjil jang muntjul bagai kunang-kunang dihutan-hutan kapur,
tenggelam dalam suasana pembadjakan dan tiru-meniru. Mereka
merendam kwalitas dengan kwantitas, tetapi tetap tidak bisa
"istimewa". Tiba pula Dara Puspita muntjul kembali dari Eropa.
Tetapi keempat gadis itu tak ubahnja dengan tamu-tamu jang
singgah sebentar. Mereka seolah-olah sudah dikeluarkan dari
"pembukuan". Ada beberapa kelompok pemuda jang menggabungkan
dirinja untuk membentuk grup jang bernama Gypsi, Roollies, AKA,
Fanny's, Prophecy, Lady Faces, Rhapsodia, dan sebagainja. Namun
semuanja bukan pentjipta dan belum sempat menundjuk kan
keistimewaan dalam sebuah album. Beberapa orang dara mentjoba
pula bersatu, tetapi semuanja bubar sebelum banjak berbuat.
Namun demikian rezeki dalam kehidupan musik pop tidak terlalu
mundur. Banjak biduan jang sudah bisa hidup menggantungkan diri
pada kemerduan suaranja, sementara dulu hal itu hanja merupakan
impian. Tetapi berbitjara soal mutu, kita terpaksa menghitung
dengan sebelah djari sadja. Nama Panbers dengan albumnja jang
pertama berisi beberapa tjiptaan hanja langkah ketjil, Emilia
dengan warna interpretasi dan pendjiwaannja dalam menjanji belum
mendapat lagu, Wehaswara dalam beberapa tjiptaannja, Iwan A.
Rachman dan Nana Mamahit dengan selera baru nja, serta patut
djuga disebut-sebut Trio Bimbo, Titiek Puspa, Pattie Bersaudara,
Benjamin dengan penggaliannja kepada musik Betawi, Rijanto untuk
tjiptaan tjiptaannja, semuanja masih terlalu sedikit

; Ludruk & Bros.

; Tersebutlah seorang pegawai kabupaten di kota pelabuhan Tuban,
bernama Pak Koeswojo. Dimilikinja delapan orang putera.
Diantaranja, jang tertua seorang peladjar SMP tampak sangat
menggemari kesenian. Ia beladjar seni tari dan mendjadi anggota
gamelan ludruk dikota itu. Mungkin tidak akan pandjang kisahnja
kalau sadja sekeluarga Koeswojo menetap dikota tersebut. Tetapi
seperti sudah ditulis sadja, pada tahun 1951 keluarga itu pindah
ke Djakarta, karena Pak Koeswojo mendapat tugas di Kementerian
Dalam Negeri. Ditempat jang baru inilah anggota ludruk Tuban
itu, sambil meneruskan sekolahnja di SMA membentuk "Teen-ager's
Voice" Ini bukan lagi ludrukan tetapi sebuah band. Tetapi belum
berantara lama, nama jang mentereng itu digiling oleh semangat
"nasionalisme" sehingga perlu dirubah mendjadi Irama Remaja.
Bintang film berwadjah paling komersiil saat ini, jakni Sophan
Sopiaan sempat djuga menjanji dalam rombongan itu. Tetapi ini
djuga tidak begitu berpamor. Achirnja Tonny Koeswojo, begitulah
nama bekas penabuh ludruk Tuban itu, mengubur perkumpulannja
sambil melahirkan komplotan baru, bernama Koes & Bros. Jan
Mintaraga jang sekarang dikenal sebagai pelukis komik jang
berbau silat dan roman remadja, terlibat pula didalam nja.
Tetapi dalam perdjalanannja Koes & Bros belum berhasil menembus
level nasional. "Waktu itu masih iseng, belum ternama", kata
Tonny kepada TEMPO Sampai tahun 1960 sesudah namanja di rubah
lagi mendjadi Koes Bersaudara untuk waktu dua tahun band itu
hanja berkotek-kotek sebagai band lokal.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14

Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…

N
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21

Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…

A
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21

Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…