Buruh-buruh Mencari Senjata Baru

Edisi: 20/02 / Tanggal : 1972-07-22 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :


SEPASANG suami-isteri bekerdja sebagai penggulung rokok kretek
disebuah perusahaan dikota Kudus Untuk tiap seribu batang rokok
jang di kerdjakan dari djam 07.30 hingga djam 16.00 si suami
atau si isteri masing-masing akan menerima upah Rp 75. Dan
dengan penghasilan Rp 150 setiap hari itu, dirumah telah
bersungut-sungut 7 orang anak mereka. Sempatkah anak-anak itu
bersekolah atau menghadapi hidangan makanan dengan menu jang
tjukup sehat? Djawabnja dapat memantjing pembitjaraan
berdjam-djam, tetapi pasti bahwa karena keadaan demikian maka
dikota ketjil itu anak-anak berusia 10 sampai 14 tahun harus
meninggalkan rumah dan sekolah untuk menjertai orangtua mereka
memburuh pada pabrik-pabrik rokok. Djumlah anak-anak tadi hampir
seperempat dan 100 ribu lebih seluruh buruh rokok dikota Kudus,
diluar puluhan ribu lamanja jang telah menganggur semendjak
pengusaha rokok disana banjak "terhangus".

; Siapa jang dapat memaksa bahwa pekerdja-pekerdja itu menolak
pembajaran demikian rendah, atau: siapa jang dapat mengharuskan
agar anak-anak itu kembali sadja kebangku sekolah? Disana memang
terdaftar berbagai djenis Serikat Buruh (SB), bersifat lokal
maupun sentral. Tetapi mereka jang berpangkat pimpinan SB tidak
lain adalah pekerdja-pekerdja djuga jang setiap waktu harus
berpatju dengan djam kerdja agar menghasilkan sedjumlah prestasi
untuk mendjaga kemantapan panas-dinginnja tungku dapur dirumah.
Dikota itu tidak kurang besarnja pula terpampang papan nama
Kantor Resort Departemen Tenaga Kerdja, tetapi pedjabat-pedjabat
disini faham benar sedikit sadja pengusaha-pengusaha kretek
ditambahi beban baru, maka pabrik-pabrik itu-pun akan rebah
satu-persatu sebagai banjak terdjadi beberapa tahun terachir
ini. Dan kalau malapetaka terachir ini terdjadi akan sama
artinja dengan mengundang bentjana lain jang bernama bertambah
pandjangnja daftar pentjari kerdja.

; Selubung.

; Sehingga sebagai pekerdja jang biasa dihubungkan dengan iktikad
untuk selalu menuntut perbaikan penghasilan - sendjata ampuh
mereka satu-satunja adalah nasib belaka. Berbagai pimpinan SB
memang mengakui, bahwa sebagai partner kaum pekerdja mereka
bukan sadja telah banjak kehilangan kerdja, tetapi jang
terbanjak merekapun kehilangan daja. Ditambah lagi. "SB-SB
sekarang makin terpetjah-belah sehingga belum mendjadi kekuatan
jang mempunjai peranan" sebagai diungkapkan Ketua II KBM Rasjid
St. Radjamas kepada TEMPO sebelum terkokohnja SB-SB ke dalam
Madjelis Permusjawaratan Buruh Indonesia (MPBI) sedjak awal
Djuni lampau. Tetapi dengan MPBI inipun agaknja belum banjak
olah jang dapat menggembirakan, sebab dengan "pentjopotan gigi"
mereka selama ini sebagai diistilahkan Thaherransjah Karim -
ketua priodik MPBI--SB-SB djuga masih harus berbenah diri untuk
menjelaraskan organisasi masing-masing didalam wadah baru MPBI
(TEMPO, 17 Djuni). Ditambah lagi madjelis buruh itu baru
"sebagai usaha agar pemerintah mudah membantu perbaikan struktur
dan kehklupan SBSB jang ada" seperti diungkapkan Menteri Tenaga
Kerdja Prof. Sadli, kepada TEMPO minggu lalu.

; Djadi sebelum sempat berbuat sesuatu untuk para buruh, SB-SB itu
sendiri masih banjak digelungi keruwetan. Dan ini rupanja tidak
ringan. Prof. Sadli agaknja melihat hal itu sebagai keadaan jang
tjukup parah. Menteri ini jakin sebabnja djustru datang dari
dalam tubuh mereka karena ikatan SB-SB itu jang begitu ketat
dengan parpol-parpol sebelumnja, lalu keterpetjah-belahan mereka
sehingga sekarang menghasilkan djumlah SB tidak kurang dari 240
buah. "Mendjadi penjakit mereka pula adalah bersaing sesama SB,
meskipun masing-masing hanja hidup…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?