SILATURAHMI DOANG

Edisi: 42/02 / Tanggal : 1972-12-30 / Halaman : 30 / Rubrik : SN / Penulis :


RUANG panas, suasana resmi. Teater tertutup Taman Ismail Marzuki
memang bukan tempat ideal untuk diskusi, ceramah atau pun
pertemuan yang niatnya santai dan informil. Tapi agaknya buat
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta - tuan rumah Pertemuan
Sastrawan 9-10 Desember yang lalu - tak ada pilihan lain. Jumlah
pengunjung yang datang dari pelbagai tempat di Indonesia
ternyata lebih dari 200 (tidak semuanya sastrawan, sementara
H.B. Jassri, Arief Budiman, Hendra, beberapa sastrawan Medan dan
sastrawati tidak nampak). Padahal dugaan semula hanya 90 orang.
Suatu tempat yang longgar karena itu dibutuhkan, sedang acara
yang tadinya dimaksud longgar terpaksa diperketat. Maka agak
repot juga dalam keadaan seperti itu untuk bisa bertukar fikiran
dan pengalaman secara rangsung dan hangat. Jam-jam pertama
Pertemuan Sastrawan lebih mirip sebuah konferensi yang arahnya
terkatung-katung entah di mana. Untunglah, dalam acara malam
harinya pertemuan besar itu dipecah jadi dua, kelompok -
meskipun ada yang tak setuju. Dalam kelompok-kelompok itu
suasana akrab lebih tercapai.

; Sebab suasana akrab itulah yang dimaksud pertemuan sastrawan
itu cuma dimaksudkan sebagai silaturahmi doang. Gagasan untuk
mengadakan suatu organisasi pagi-pagi sudah dihindarkan oleh
Komite Sastra DKJ, Dan bila para sastrawan dari daerah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.