JALAN LAIN KE ROMA

Edisi: 48/02 / Tanggal : 1973-02-10 / Halaman : 39 / Rubrik : SN / Penulis :


IDRUS mula-mula jadi pengarang, sudah itu jadi pegawai GIA,
lantas jadi penyiar, kemudian jadi dosen dan mau jadi sarjana.

; Tentang perawakannya tak banyak yang dapat diceritakan. Ia gemuk
umurnya 52 tahun sekarang, rambutnya memutih. Bahwa setelah
sepuluh tahun dia berada di luar negeri, belajar estetika dua
tahun, lalu pulang sebentar dengan merasa lebih pintar, itu
sudah sewajarnya. Idrus seperti manusia lain, lain tidak.

; Tapi pendapat-pendapatnya memang perlu di dengar. Itu tidak
dapat disangkal. Lewat dua wawancara, di harian Kompas dan Sinar
Harapan, ia menunjukkan kekecewaannya pada hasil-hasil sastra
Indonesia. Dia menyebutkan bahwa - kecuali karya Chairil Anwar -
karya-karya sastra Indonesia mutunya di bawah standard atau
"sub-standard". Mungkjn benar Mungkin sekali malah, Idrus akan
menyetujui pendapat bahwa karya-karya sandiwaranya sendiri
(Kejahatan Membalas Dendam, Keluarga Surono, Jibaku Aceh)
merupakan contoh paling menyolok tentang ciptaan "sub-standard"
itu: sebab jelas apa yang dibikin Idrus itu jauh lebih buruk
dari lakon-lakon Indonesia sesudah generasi 1945: Barabah
Motinggo Boesje atau Kapai-Kapai Arifin C. Noer. Beberapa
tulisan Idrus yang lain, baik Aki maupun yang terkumpul dalam
Dari Ave Maria Ke…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.