WAWANCARA TEMPO DENGAN PRESIDEN ...

Edisi: 11/03 / Tanggal : 1973-05-19 / Halaman : 11 / Rubrik : INT / Penulis :


BAGI para wartawan di Pilipina, masuk kompleks istana Malacanang
dan bertemu apalagi berwawancara dengan Presiden Marcos, agaknya
sudah merupakan kesernpatan yang mahal dan langka. Sejak
berlakunya UU Keadan Bahaya tanggal 21 September tahun lalu,
kompleks Malacanang yang dibelah oleh sungai Pasig itu merupakan
kompleks tertutup dan mendapat pengawalan berlapis-lapis.
Sebelumnya, Malacanang konon -- seperti dikatakan seorang
dutabesar asing di Manila -- "merupakan tempat terbaik di Manila
untuk mencari orang-orang yang ingin dijumpai." Para wartawan
politik biasanya menjadikan beranda Malacanang sebagai tempat
kongkow. Kekuatiran terulangnya usaha percobaan pembunuhan
terhadap Presiden Marcos (kabamya tahun lalu saja tidak kurang
dari 7 kali Marcos pernah mengalami percobaan pembunuhan) dan
isterinya Imelda Romualdez Marcos telah menggantikan suasana
Malacanang menjadi "kurungan" bagi Presiden dan isteri nya.
Ketiga anak mereka, Imee, Ferdinand Jr alias Bongbong dan Irene
telah dikirim bersekolah ke luar negeri. Baik Presiden Marcos
sendiri maupun isterinya Imelda sudah jarang sekali keluar
meninggalkan Malacanang.

; Meskipun demikian, itu tidak berarti tamu-tamu Presiden dan sang
First Lady berkurang. Ketika saya di terima Presiden Marcos
untuk berwawancara jam 10.00 pagi hari Jumat tanggal 13 April
yang lalu sebagai tamu pertama, giliran berikutnya telah menanti
2 rombongan tamu lainnya untuk Presiden dan satu rombongan
ibu-ibu untuk bertemu dengan nyonya Imelda. Sejak berlaku UU
Keadaan Bahaya, hari-hari agaknya telah menjadi lebih panjang
bagi Marcos dan seluruh aparat pemerintahannya. Kantor
Departemen Penerangan Rakyat yang dipimpin oleh Francisco Tatad
yang menempati gedung di sayap kanan Malacanang tak ubahnya
pasar dan di sana orang bekerja dalam 2 giliran sampai tengah
malam. Demikian pula halnya dengan kantor Alejandro Melchor Jr,
orang ke -- 2 di Pilipina sekarang sesudah Marcos, yang
menempati gedung baru di sayap kiri, bersebelahan pekarangan
dengan pabrik bir San Miguel. Kepada seorang wartawan .4merika
beberapa wktu berselang, Marcos menceritakan bahwa ia sekarang
baru bisa masuk ke tempat tidur jam 02.00 pagi dan untuk menjaga
kesehatannya terpaksa bangun sekitar jam 08.00. Kelelahan memang
nampak terlihat pada wajahnya. Selama wawancara yang berlangsung
sekitar 1 jam itu, ia berkali-kali terserang batuk sehingga
wawancara terhenti beberapa saat.

; Lima post pemeriksaan yang harus saya lalui termasuk pemeriksaan
terhadap kamera dan tape yang saya bawa sebelum saya tiba di
hadapan Presiden. Dan pengalaman ini telah memperkuat fikiran
yang telah timbul sebelumnya bahwa saya akan menghadapi seorang
tokoh yang angker, orang yang digambarkan oleh pers Amerika
sebagai "diktator baru di Asia yang diciptakan dan dipelihara
Gedung Putih." Tapi ternyata ia tidaklah memberikan kesan
seperti itu. Sebaliknya, ia menerima saya dengan sikap yang
hangat dan nampaknya siap untuk menghadapi pertanyaan
bagaimanapun yang akan saya ajukan. Ia pun tidak hanya menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya, akan tetapi juga menga jukan
pertanyaan-pertanyaan kepada saya. "Meskipun sudah di Indonesia,
tapi jangan segan-segan menghubungi saya dengan surat jika ada
hal-hal yang ingin anda ketahui dari saya," katanya ketika
wawancara telah selesai. Tapi selain sikap Presiden Marcos yang
bersahabat itu, suasana seluruh ruangan tidaklah menawarkan
keintiman. Saya tidak tahu berapa jumlahnya, tapi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…