PENGAKUAN ORANG DALAM PABRIK ...

Edisi: 30/03 / Tanggal : 1973-09-29 / Halaman : 36 / Rubrik : BK / Penulis :


Dari berbagai pengadilan Mahmilub telah tersingkap apa yang
dikenal sebagai "dokumen Gilchrist" merupakan dokumen palsu.
Tapi siapa pencipta dokumen itu tak pernah disingkapkan dalam
beberapa kali pengadilan tersebut, Banyak orang selama ini
menduga bahwa pembuatnya adalah dari PKI atau mungkin juga RRT.
Tapi beberapa waktu berselang Syracuse University Press di
Amerika Serikat menerbitkan sebuah buku berjudul The Deception
Garne yang isinya adalah "pengakuan " seorang bekas perwira
intelijen Cekoslowakia bernama Ladislav Bittman. Bittman,
menurut pengakuannya, adalah bekas Kepala Departemen "D" Dinas
Intelijen Cekoslowakia - yaitu suatu departemen intelijen yang
khusus bertugas menyebarkan kebohongan-kebohongan antaranya
dengan cara membuat dokumen-dokumen palsu dan berada di bawah
Departemen Dalam Negeri Salah satu bab dalam buku tesebut
menceritakan bahwa yang membuat "dokumen Gilchrist" itu adalah
Departemen D Dinas Intelijen Cekoslowakia dengan hekerjasama
dengan Dinas Intelijen Uni Soviet. Tujuannya adalah untuk kian
mematangkan perasaan anti Amerika-Serikat di Indonesia waktu
itu. Buku The Deception Game ini seluruhnya telah disadurkan ke
dalam Bahasa Indonesia dengan judul Permainan Curang oleh ejeng
Soewargana - seorang ahli taktik-strategi komunis yang juga
menjadi dosen pada berbagai Lembaga Perguruan dan Universitas
antaranya di keempat Sesko, Lemhanas, Pusdiklat Kejaksaan Agung.

; Tujuh tahun setelah kup PKI yang gagal tanggal 30 September
1965, pengakuan Ladislav Bittman sekitar "dokumen Gilchrist" itu
kami pandang patut dibaca lebih luas oleh masyarakat lndonesia.
Karena itu dengan seizin penerbit PT Tjandramerta dan
penyadurnya Oejeng Soewargana, bab yang berjudul Bumerang
Indonesia kami muat dalam TEMPO nomor ini. Beberapa kutipan
pidato yng terdapat dalam buku asli maupun sadurannya sengaja
kami angkat. Masalah rekaman ini jadi menarik kembali baru-baru
ini dalam peradilan bekas Ketua BPI, Sutarto.

; PADA malam hari tanggal 30 September 1965 orang-orang Komunis
Indonesia melancarkan serangan terhadap lawanlawan politiknya,
yang secara diam-diam disetujui oleh Presiden Sukarno. Perebutan
kekuasaan, yang pada tahap permulaan telah meminta korban enam
orang jenderal yang berslkap bermusuhan terhadap kaum
revolusioner Komunis itu, tidak berhasil. Dengan beberapa
pengecualian, angkatan bersenjata menentang dan menghancurkan,
tidak hanya para Putschist (pemberontak) saja, tetapi juga para
simpatisan Komunis. Pemerintallan baru yang anti-Komunis,
menuntut kepala para pemberontak dan tuntutan mereka itu
berhasil. Kira-kira setengah jua orang Komunis yang dicurigai
beserta pengikut-pengikutnya mati terbunuh, termasuk Ketua
Partai Komunis Indonesia D.N. Aidit. Partai Komunis Indonesia
menurut perbandingan yang terbesar di suatu negala non-Komunis,
secara fisik sudah dapat dihancurkan dari sisa-sisanya bergerak
di bawah tanah. Mimpi kekuasaan yang memabukkan mereka, telah
lenyap; hanya tinggal bagaimana untuk menyelamatkan diri.

; Mayor Louda. Hingga sekarang ini belumlah jelas benar apa alasan
orangorang PKI itu melakukan perbuatan bunuh diri. Partai
Komunis Indonesia dan anggota-anggota gerakan Komunis
internasional masih terus mendiskusikan sebab-sebab kehancuran
katastrofal itu. Orang-orang Komunis kelompok loskow menuduh
Peking yan salah.

; Tidak disangsikan lagi, Pekinglah yang inenghasut PKI untuk
melakukan serangan yang gagal itu, karena pengaruh Peking di
waktu itu adalah jauh lebih besar daripada pengaruh Moskow.
Tidah lama setelah terjadi keretakan antara Moskow dan Peking,
Partai Komunis Indonesia berusaha untuk menemukan jalan tengah
antara kedua pusat Komllnisme internasional itu, tetapi kemudian
segera condong ke Peking.

; Dalam caci-makianya terhadap Peking, Moskow dan Praha dengan
bijaksana sekali tidak menyinggung-nyinggung kegagalan PKI ini.
Operasi Palmer, yang dicetuskan dan didorong oleh dinas
intelijen Cekoslowakia dalam tahun 1964, pada permulaannya
merupakan salah satu dari sejumlah provokasi anti Amerika.
Setelah tahap pertama berhasil, dinas intelijen Soviet mcnyertai
usaha itu; bersama-sama kami menyebarkan benih kebencian
terhadap Amerika di bumi lndonesia yng subur itu, memupuknya
hingga taraf yang histeris, sehingga mengancam hubungan
diplomatik Indonesia-Amerika dengan kehancuran. Kami sendiri
terperanjat melihat provokasi itu berkembang secara luar biasa
dan mengerikan. Partai Komunis Indonesia, yang dihasu
terus-menerus oleh Peking, mencoba memetik buahnya pada tanggal
30 September 1965.

; "Sebelum saya lupa, Yang Mulia Dutabesar, saya membawa sesuatu
yang mungkin penting artinya untuk anda," kata Mayor Louda,
sambil mengeluarkan beberapa helai kertas dari dalam tasnya.
"Secara kebetulan sekali kami mellemukan dokumen ini dan kami
berpendapat, bahwa perdana-menteri Dr Subandrio atau Yang Mulia
Presiden Sukarno harus diberitahu. Anda tahu, bahwa perasaan
kami terhadap negara anda lebih dari pada simpati saja. Kita
mempunyai tujuan yang sama, juga musuh yang sama, dan kami
berpendapat, bahwa telah tiba waktunya untuk menghancurkan semua
sumber informasi dan alat propaganda musuh bersama itu di
Indonesia. Maaf, anda jangan salah mengerti kami sama sekali
tidak bermaksud untuk mencampuri urusan dalam negeri anda. Apa
yang akan anda lakukan dengan informasi itu adalah urusan anda
semata-mata, tetapi anda harus tahu, apa yang sedang dilakukan
oleh musuh kita."

; "Ya, saya mengerti," kata sang Dutabesar.

; "Adakah sesuatu yang dapat saya tolong, Yang Mulia Dutabesar?"
tanya Louda.

; "Ya, kebetulan saja ada", kata sang Dutabesar. "Saya memerlukan
apartemen yang lebih besar untuk pesta-pesta pribadi saya;
apartemen saya yang sekarang ini terlalu kecil. Dan
penghuni-penghuni yang lain terlalu banyak menaruh perhatian
terhadap saya."

; "O ya, saya maklum," kata Louda, "tetapi anda harus sedikit
bersabar. Saya yakin, anda mengetahui, betapa susahnya untuk
mendapatkan tempat yang cocok untuk anda. Kami akan berusaha,
tetapi anda harus bersabar".

; "Ada satu lagi permintaan saya," berkata sang Dutabesar,
"dapatkah anda memperkenalkan saya dengan wanita lain? Yang
terakhir terlalu banyak permintaannya; meminta uang maksud
saya."

; "O, tentu saja Yang Mulia Dutabesar. Itu soal kecil. Bagairmana,
kalau tiga minggu lagi?" tanya Louda.

; "Bagus, saya setuju," jawab sang. Dutabesar.

; Mereka saling memberi salam dan Louda meninggalkan sang
Dutabesar. "Bandot tua itu tidak mengenal batas", demikian
reaksi markas besar kami di Praha, ketika Mayor Louda melapurkan
pembicaraannya yang terakhir dengan tuan Polan, Dutabesar
Indonesia di negeri Anu.*)

; Departemen D. Selama beberapa waktu departemen operasionil
Asia-Afrika dalam dinas intelijen Cekoslowakia tidak tahu,
bagaimana melanjutkan kasus tuan Polan ini. Sebagai anak mas
perdana menteri R.I. Dr Subandrio, tugasnya di luar negeri
sebagai seorang diplomat dan perwira intelijen, sangat menarik
perhatian dinas rahasia Cekoslowakia Praha berhasil untuk
mengadakan kontak langsung dengan dia. Kami tidak berkeberatan,
jika ia menyenangi wanita-wanita muda yang cantik-cantik. Kami
usahakan sebuah apartemen kecil mungil, lengkap dengan
perabotnya, di mana ia dapat melampiaskan hawa nafsunya. Wanita
muda yang cantik-cantik diinstruksikan untuk membangun perasaan
aku-nya atau egonya.

; Tidak jelas bagi kami, apakah tuan Polan itu menganggap
perhatian kami terhadapnya sebagai tanda persahabatan politis
dari pemerintah Cekoslowakia terhadap Indonesia atau sebagai
bantuan kami dalam intrik intelijen. Walau pun ia telah banyak
berhutang budi pada dinas intelijen Cekoslowakia, ia tidak
merasa telah diiadikan agen rahasia. Perasaan kebangsaannya kuat
sekali dan politis ia sangat tertarik pada Komuisme ala Peking;
sungguhpun begitu ia tahu bahwa ia telah dijadikan penyalur
berbagai berita anti-Amerika kepada pemerintah Indonesia, waktu
Cekoslowakia dan Rusia menetapkan untuk menggunakan ia.

; Laporan-laporan dan dokumen-dokomen yang diterimanya dari dinas
intelijen Cekoslowakia, tidak pernah disebut informasi palsu.
Sebaliknya, nilai dan arti daripada
dokumen-dokumen/laporan-laporan itu dijaminnya. Tidak mustahil,
Subandrio secara tidak resmi mengetahui hubungan dutabesarnya
dcngan departemen intelijen Cekoslowakia: mungkin ia membiarkan
hubungan itu untuk mendapatkan "bahan penting": dengan cara
bagaimanapun juga.

; Departemen D tidak berkewajiban untuk membimbing agen-agen
rahasia di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tamparan untuk Pengingkar Hadis
1994-04-16

Penulis: m.m. azami penerjemah: h. ali mustafa yakub jakarta: pustaka firdaus, 1994. resensi oleh: syu'bah…

U
Upah Buruh dan Pertumbuhan
1994-04-16

Editor: chris manning dan joan hardjono. canberra: department of political and social change, australian national…

K
Kisah Petualangan Wartawan Perang
1994-04-16

Nukilan buku "live from battlefield: from vietnam to bagdad" karya peter arnett, wartawan tv cnn.…