KINI MENUNGGU RONDE KE-5

Edisi: 35/03 / Tanggal : 1973-11-03 / Halaman : 06 / Rubrik : INT / Penulis :


KETIKA Syria akhirnya menerima gencatan senjata PBB, perang Arab
Israel yang keempat pekan silam berakhir dengan hasil yang
nampaknya tidak terlalu merugikan pendudukan Israel atas
wilayah-wilayah Arab. Orang bisa mengejek Anwar Sadat atas
pencapaian demikian dengan pengorbanan dan persiapan yang lama.
Tapi keterangan Menteri Luar Negeri Mesir, El Zayyat -- ketika
pecah perang berada di New York -- telah mengatakan, bahwa
masalahnya bukanlah kemenangan Arab, tapi kebenaran perjuangan.

; Sudah sejak Muamer Gaddafi (Lybia) mencela prakarsa perang Sadat
itu, dugaan seharusnya timbul akan akhir yang demikian, Lepas
dari kemarahan pemimpin Lybia karena kehilangan prakarsa,
sebagai seorang militer ia agaknya tahu betul kekuatan Israel
yang mengatasi bahkan gabungan negara-negara Arab (lihat:
Komentar Sayidiman). Tapi soalnya: hampir sejuta tentara Mesir
yang terus menerus berlatih setelah kekalahan tahun 1967 akan
bisa berbahaya jika dibiarkan mengalami frustrasi menanti perang
yang selama ini dijanjikan kepada mereka. Dan frustrasi demikian
memang telah menjelma menjadi huru-hara mahasiswa bulan Januari
yang lalu. Keadaan ekonomi Mesir juga telah menjadi soal yang
merepotkan Kairo. Salah satu tindakan penting yang dilakukan
oleh Sadat sejak mengambil alih jabatan Perdana Menteri bulan
Maret yang lalu adalah memperbesar saluran bahan makanan kepada
rakyat yang tersiksa oleh keadaan "tidak perang, tidak damai,
tapi juga tidak ada makanan".

; Tiga Penggulingan

; Presiden Assat dari Syria juga menghadapi soal yang sama.
Sumber-sumber intelejen Syria kabarnya telah membongkar tiga
usaha penggulingan pemerintah Damaskus. Tapi perang yang mereka
lancarkan pada hari Yom Kipur orang-orang Israel tanggal 6
Oktober yang lalu tentulah tidak semata-mata usaha mendadak
untuk mengalihkan perhatian rakyat Arab dari kekalutan dalam
negeri masing-masing. Ini sedikitnya jelas terlihat pada
kemajuan yang diperlihatkan baik oleh tentara Mesir-yang dengan
sukses menyeberangi terusan Suez dan menghancurkan garis
pertahanan Israel di Sinai (Garis Barlev) -- maupun
pasukan-pasukan Sirya yang sempat mengucar-kacirkan tentara
Israel di dataran tinggi Golan untuk kemudian membendung tentara
Israel ke Damaskus.

; Sudah tentu kemajuan militer Mesir-Sirya itu mempunyai akibat
kejiwaan pada bangsa-bangsa Arab yang selama ini kenyang dengan
mitos "Israel yang tak terkalahkan". Pada saat yang sama, Israel
nampaknya juga belajar dari pukulan mendadak Mesir-Sirya yang
tidak pernah mereka duga. Kegoncangan terjadi sebentar dalam
kabinet Israel akibat kecaman terhadap kegagalan Menteri
Pertahanan, Moshe Dayan, menghindarkan serangan dan perang
terlama dengan Arab itu. Ini jelas memperlihatkan betapa Israel
tiba-tiba menyadari bahwa mereka sendiri telah menjadi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…