YUSUF YANG NYARIS TEATER

Edisi: 36/03 / Tanggal : 1973-11-10 / Halaman : 43 / Rubrik : SN / Penulis :


MEMANG agak berbeda bila senibaca Qur'an diketengahkan dengan
cara yang tidak lazim. Berlainan dengan dua kali penyelenggaraan
beberapa tahun yang lalu, seminggu sebelum lebaran kemarin Dewan
Kesenian Jakarta -- yang kali ini bekerjasama dengan Lembaga
Pembina Musabaqah Tilawatil Qur'an DKI Jakarta-tidak menampilkan
acara-khusus senibaca tersebut sembari bermaksud mempopulerkan
usaha puitisasi terjemah-yang dahulu dikerjakan
pengarang-pengarang seperti Ali Audah, Ajip Rosidi atau Taufiq
Ismail. Sebab senibaca Qur'an sendiri konon bisa dipergelarkan
tanpa sepenuhnya menyuruh para pengunjung merasa seakan datang
ke tempat pengajian. Mudahnya saja: para pengunjung diharap
menjadi penonton satu pertunjukan seni-suara.

; Dan sebagai pertunjukan seni-suara acara ini tidak dibawakan
sebagai pengajian satu-persatu yang tidak diikat satu hubungan
antara seorang dengan yang lain, seperti lazimnya. Di panggung
Teater Terbuka Taman Ismail Marzuki 6 qari dan qariah (penyanyi
Qur'an pria dan wanita) membaca kitab suci tersebut
bersama-sama: cepat, riuh, tidak serempak. Dari cerumunan suara
ini muncul nyanyian solo yang naik pelanpelan, sementara suara
riuh berkurang dan akhirnya berhenti. Dioper beberapa kali oleh
qari dan qariah lain, nyanyian solo yang membawakan ayat-ayat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.