Menuju Wajah Baru ; Dilemma Komunikasi Timbal-balik

Edisi: 40/03 / Tanggal : 1973-12-08 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :


MEMANG bukan mustahil terselip kepentingan subyektif di sana.
Tapi kegiatan jenderal Soemitro mengadakan dialog langsung
dengan mahasiswa di Surabaya, Bandung dan Yogyakarta bulan lalu
lebih-lebih terutama karena keadaan obyektif. Sudah sejak
beberapa tahun terakhir hubungan antara pemerintah dengan
generasi muda dan mahasiswa jauh dari mesra. Fihak penguasa
menganggap bahwa generasi muda dan mahasiswa terlalu banyak
tingkah, tidak mau mengerti kesulitan-kesulitan yang dihadapi
pemerintah dan tahunya cuma mengeritik dan memprotes. Sebaliknya
fihak generasi muda dan mahasiswa menganggap bahwa pemerintah
tidak terbuka untuk dikoreksi, mau menang sendiri dan
terus-menerus mengekang warga-negaranya untuk bergeMk dan
menyatakan pendapat secara leluasa sementara di lain fihak
perkembangan sosial politik tidak bisa dikatakan menjadi lebih
baik. Instansi Kopkamtib yang menjadi aparat utama pemerintah
untuk bidang keamanan kian menjadi tidak populer bukan saja
karena statusnya yang dipandang tidak jelas, tapi lebih-lebih
karena pembawaannya selama ini telah menciptakan kesan angker
pada wajah pemerintah sendiri.

; Gondrong Atau Gundul

; Dan pemerintah selama ini nampaknya merasa patut saja memiliki
wajah yang bertampang demikian. Dengan wajah serem itu ia
menghadapi protes dan kritik-kritik atas kian meluasnya korupsi
dalam aparat pemerintah sendiri. Dengan wajah serem itu
pemerintah menghadapi protes-protes mahasiswa terhadap
pengumpulan dan penghamburan dana-dana non-budgetair. Dengan
wajah serem itu pemerintah mengobrak-abrik partai-partai
politik, memaksa partai-partai itu kalah dalam pemilihan umum
dan kemudian menyetel pimpinan DPR/MPR. Dengan wajah serem itu
pemerintah menghadapi kritik-kritik atas pembagian kredit yang
tidak adil, masuknya modal asing liwat jalurjalur di luar
ketentuan-ketentuan yang telah digariskan pemerintah sendiri.
Dengan wajah serem itu pemerintah mengobrakabrik para petani di
desa-desa dengan BUUD dan bahkan dengan wajah serem itu juga
berbagai penguasa dan aparat pemerintah menghadapi para pemuda
yang memilih mode membiarkan rambutnya tumbuh menjilat pundak.

; Dengan kampanye anti-gondrong hubungan antara generasi muda -
mahasiswa dengan penguasa merosot ketingkat yang paling rendah.
Hubungan itu bahkan telah berubah menjadi hubungan yang tegang
ketika di awal Oktober yang lalu tidak kurang dari jenderal
Soemitro sendiri yang mengambil bagian dalam kampanye
anti-gondrong yang secara bergelora dan penuh variasi telah
dilaksanakan di berbagai daerah (TEMPO, 13 Oktober). Argumentasi
jenderal Soemitro memang amat lemah ketika ia dalam wawancara di
TVRI awal Oktober itu mengatakan bahwa rambut gondrong membuat
pemuda acuh-tak-acuh. Sebab di samping argumentasi seperti itu
sangat spekulatif sifatnya, kondisi sosial-ekonomi dan iklim
politik akibat kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah sendiri
toh sudah dapat membuat kalangan pemuda acuh-tak-acuh, tidak
perduli apakah kepalanya gondrong ataukah gundul.

; Karena itu timbulnya reaksi yang luas dan tajam dari kalangan
mahasiswa terhadap kampanye anti-gondrong oleh sementara
penguasa dan terutama oleh jenderal Soemitro selaku
Pangkopkamtib bagaimanapun tidaklah bertolak dari satu masalah
yang berdiri sendiri. Ia merupakan refleksi dari adanya
kegelisahan yang kian meningkat di kalangan masyarakat dan rasa
tidak-puas generasi muda dan mahasiswa. Dan untulah bahwa
pemerintah agaknya segera menyadari hal ini dan kemungkinan
bahaya yang dapat ditimbulkannya. Bagi Kopkamtib kemungkinan
bahaya itu menjadi lebih serius lagi jika dihubungkan dengan
terjadinya pergolakan-pergolakan mahasiswa di berbagai negara
-terutama di Muangthai yang dalam waktu singkat berhasil
mengulingkan rezim militer Kittikachorn-Prapas. Seperti juga
banyak gerakan mahasiswa di luar negeri - termasuk mahasiswa
Muangthai -telah belajar dari sukses gerakan mahasiswa Indonesia
ketika menumbangkan rezim Soekarno 7 tahun yang silam, sukses
gerakan mahasiswa di Bangkok bagaimanapun telah membangkitkan
kembali kepekaan mahasiswa Indonesia terhadap masalah-masalah di
sekitarnya.

; Semua itu merupakan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?