MENCEGAH KEBANGKRUTAN SENI

Edisi: 42/03 / Tanggal : 1973-12-22 / Halaman : 24 / Rubrik : SN / Penulis :


SEMENTARA para seniman Malaysia - seperti Yahya Ismail - konon
merindukan sebuah sorga seperti TIM. Ayip Rosidi salah-seorang
Ketua Dewan Kesenian Jakarta mengaduh pilu. Sesudah
dikumpulkannya semua basil sewa gedung bioskop Star, penjualan
karcis, basil sewa parkir dan subsidi dari DKI Jaya, pendapatan
total ternyata semakin merosbt. Pada suatu hari, di Pekan
Apresiasi Seni yang diselenggarakan akhir bulan lalu di Teater
Arena TIM, sastrawan. yang juga Direktur Pustaka Jaya ini
mernbentangkan hari depan TIM yang sedikit gawat. Empat puluh
wartawan. ibu-kota terpaksa mencatat dalam notesnya, bahwa dari
waktu ke waktu pengunjung pusat kegiatan: seni ini bertambah
merosot. Telah terpilih pula tiga buah musabab yang diperkirakan
telah membuntingkan kegawatan tersebut. Bermula: mungkln karena
"rasa ingin tabu" yang diduga menjadi motif para pengunjung -
sudah terpuaskan. Ditambah adanya kemungkinan kekurangan dalam
pengolahan TIM sendiri. Lalu diberi gong besar dengan alasan
yang sudah menjadi basi: seni belum menjadi kebutuhan
masyarakat. Kurang jelas seni mana yang dimaksud, seni yang
mentereng atau seni yang murahan.

; Kontemporer. Sebab jangan lupa, dicatat, bahwa hiburan yang
bernama ludruk, lenong, wayang orang dan sebagainya yang entah
masih boleh disebut seni,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.