"BAGAIMANA AIDIT KAWIN?"

Edisi: 44/03 / Tanggal : 1974-01-05 / Halaman : 06 / Rubrik : NAS / Penulis :

PASAL 2 ayat 1 yang banyak dipertentangkan dari UU Perkawinan
berbunyi: "Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu". Ada pertanyaan
timbul: bagaimana nasib orang yang belum/tidak beragama?
Pertanyaan ini misalnya terdapat dalam pokok-pokok pemikiran BPH
DGI dan MAWI. Sungguh menarik bagaimana persoalan ini nanti
dihadapi dalam menyusun peraturan pelaksanaan UU. Jawaban dari
fihak Islam agaknya tak bakal jauh dari jawaban anggota Fraksi
Persatuan Nuddin Lubis kepada Zulkifly Lubis dari TEMPO: "Tidak
ada perkawinan di luar agama". Tak mengherankan. Penjelasan
Pasal 2 menandaskan "tidak ada perkawinan di luar hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu". Oleh sebab
itulah Nuddin Lubis berkata lagi: "Saya pun nggak tahu bagaimana
kalau Aidit kawin". Dengan menyebut nama almarhum Ketua
PKI Nuddin Lubis nampak bermaksud menyamakan orang tak percaya
Tuhan dengan orang tak beragama. Seorang anggota Fraksi
Persatuan lain malah menambahkan: "Dengan UU Perkawinan ini
tafsiran sila pertama dalam Pancasila berarti orang harus
beragama di Indonesia".

; Jika begitu soalnya berarti hak azasi manusia tak berlaku
sebagian penting atau seluruhnya bagi orang yang tak percaya
Tuhan dan tak beragama di Indonesia. Benarkah ini menurut rasa
keadilan juga menurut UUD 45? Pembicaraan yang serius dan
berwibawa tentang hal ini belum terdengar. Dan kalaupun nanti
ada bisa diduga bakal banyak yang akan melihat soal keadilan di
situ dari tinjauan & perasaan politik sebagaimana kalau kita
umumnya berbicara tentang tapol, baik di masa Sukarno atau kini.
Disebutnya nama D.N. Aidit di atas sudah menunjuk ke sana orang
tak beragama disamakan dengan orang tak…

Keywords: -

---

Foto Terkait