Theis Atau Non-theis

Edisi: 11/04 / Tanggal : 1974-05-18 / Halaman : 22 / Rubrik : AG / Penulis :


BAGAIMANAKAH ketuhanan menurut Budhisme? Para umat barangkali
tidak peduli terhadap pertanyaan yang begitu berbau akademis.
Perayaan Waisak, yang puncaknya dilaksanakan di candi Mendut &
Borobudur pada 6 Mei kemarin, berjalan tanpa memusingkan bahwa
justru masalah klasik itu sedang hinggap di kalangan tokoh-tokoh
Budhisme yang paling berwenang. Di sekitar problim itulah, pada
akhir Maret yang lampau, biksu-biksu tinggi di Indonesia yang
selama ini saling bertentangan berkumpul di sebuah ruang
Departemen Agama di Jakarta. Ini adalah pertemuan kedua sesudah
pada pertengahan Januari sebelumnya mereka berkumpul di tempat
yang sama, dan berhasil membentuk persaudaraan para biksu yang
disebut Sangha Agung Indonesia -- sebagai peleburan Maha Sangha
Indonesia dan Sangha Indonesia.

; Diselenggarakan sebagal pertemuan lanjutan, acara akhir Maret
itu formilnya direncanakan hanya untuk mengisi personalia dari
wadah yang sudah dibentuk. Namun lantaran urusan personalia
menyangkut tokoh-tokoh yang tidak sama dalam hal pemahaman
keagamaan, acara untuk sebagian besar kemudian disita oleh
pembicaraan theologis yang berpusat pada bab ketuhanan. Menjadi
jelas: masalah ketuhanan dalam Budhisme itulah yang menjadi
salahsatu sebab -- bila bukan sebab terpenting -- dari
perpecahan di kalangan biksu Indonesia yang sampai hari ini
sudah berjalan lebih dua tahun.

; Orang mengingat: pada tanggal 12 Januari 1972, Biksu-biksu
Jinapiya Thera, Girirakkhito (yang pada Waisak kemarin memimpin
upacara di Mendut & Borobudur), Jinaratana, Sufnahooalo dan
Subatho, mendirikan persaudaraan para biksu yang disebut Sangha
Indonesia. Dengan demikian mereka menandingi Maha Sangha
Indonesia yang sudah ada di bawah pimpinan Bikkhu Sthavira Ashin
Jinarakkhita Mahathera, di dalam mana mereka sendiri pada
mulanya menjadi anggota (TEMPO, 11 Maret 1972). Tak bisa
dihindari bahwa setelah itu bentuk-bentuk persaingan acap terasa
antara kedua flhak -- dalam hal penyelenggaraan acara
masing-masing, dalam hal daerah-daerah pengaruh atau dalam
bentuk pernyataan-pernyataan langsung atau tak langsung. Di
antara serangan-serangan bersifat pribadi kepada Jinarakkhita
dalam hubungannya dengan Bikkhu Vinaya (disiplin kebiksuan), dan
di antara ambisi-ambisi perorangan yang lazim diperkirakan
menyelinap setidak-tidaknya pada tokoh-tokoh di belakang para
biksu, orangpun lantas bisa melihat masalah perbedaan aliran
dalam kancah tersebut.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…