SEKOLAH DOKTER SWASTA MENGELUH, LALU

Edisi: 32/04 / Tanggal : 1974-10-12 / Halaman : 46 / Rubrik : PDK / Penulis :


FAKULTAS kedokteran swasta mengeluh, lalu berteriak. Dalam
bentuk memorandum, jeritan itu sempat pula dikumandangkan di
gedung Parlemen bulan lalu. 20 hari kemudian, Komisi IX DPR
mengundang Menteri P&K. Menteri Sjarif Thayeb Rabu lalu itu
memang tidak khusus datang hanya untuk membicarakan pendidikan
kedokteran partikelir saja, tapi soal ini tetap menonjol.

; Ki Suratman, yang memimpin sidang Komisi itu, mengungkapkan
kepada Menteri isi memorandum anak-anak kedokteran dari berbagai
FK swasta itu. Di situ Senat-Senat Mahasiswa FK Swasta antara
lain mengeluh bahwa ujian yang diadakan oleh National Board
Consortium of Medical Sciences -- nama resmi dari dewan
nasional, konsorsium ilmu kedokteran -- dirasa terlalu berat.
Sebagai bukti disebutkan kecilnya angka mahasiswa yang lulus --
alias bertimbunnya mahasiswa yang putus kuliah. "Ujian NB-CMS
membuat kami ini bagaikan anak tiri", ujar salah seorang dari
mahasiswa FK swasta yang kebetulan hadir sewaktu DPR berapat
kerja dengan Menteri itu. Kemudian memorand juga mempersoalkan
kenapa ujian NB-CMS ini hanya buat yang swasta saja, sebab yang
negeripun banyak juga yang rendah mutunya.

; Cendrawasih

; Apa jawab Menteri yang juga berpendidikan dokter itu? Betul ada
sejumlah 298 mahasiswa yang gagal kuliah selama ini -- apa yang
disebut "kasus 298". Tapi bila dihitung dari seluruh jumlah
peserta ujian, selama dua kali kesempatan pada tahun 1972 dan
dua kali kesempatn pada tahun 1973 (sebanyak 4424 mahasiswa),
jumlah putus kuliah rata-rata cuma sebesar 6,7%. "Melihat
perincian putus kuliah pada FK swasta yang aa dan mengingat
rendahnya prosentase putus kuliah, sebenarnya tidak ada hal yang
perlu dipermasalahkan. Keputusan CMS untuk tidak mengadakan
rescoring (peninjauah kembali angka ujian -- red), dapat
dibenarkan", jawab Sjarif Thajeb. Menteri yang dalam memberikan
penjelasan dibantu Prof. Sukisno -- Rektor Universitas
Cendrawasih, kabarnya calon Direktur Perguruan Tinggi Swasta --
memperinci kasus 298 itu dalam dua bagian. Sejumlah 151
mahasiswa (51%) digolongkan pada Gagal Tidak Turut (GTT. Artinya
mereka yang memang tidak menggunakan kesempatan tiga kali ujian
dari empat kesempatan yang diberikan. Sejumlah 147 mahasiswa
termasuk ke dalam kelompok Gagal Tidak Lulus (GTL), artinya
mereka yang terpaksa putus kuliah karena memang selama tiga kali
itu gagal dalam ujian. Sementara dari golongan GTL ini bisa
diperinci lagi: sebanyak 114 mahasiswa yang terantuk batu karang
E-2 dan sejumlah 33 lainnya pada ujian E-3a (lihat tabel).
Dengan memperlihatkan angka ini, nampaknya pemerintah ingin
menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah mahasiswa gagal kuliahpun,
yang betu-betul gagal ternyata cuma sebanyak 49% saja. Artinya
dari seluruh peserta ujian, angka mahasiswa putus kuliah karena
gagal dalam ujian-ujian NB-CMS sebenarnya lebih kecil dari 6,7
persen. "Karena itu, baik eksistensi maupun semua tindakan NBCMS
didasarkan pada peraturan-peraturan yang sah", ujar Sjarif
Thajeb.

; Nampaknya biang heboh bagi Sjarif Thajeb adalah pimpinan FK
swasta. Antara lain disebut tentang komunikasi yang kurang
lancar. Misalnya pengumuman atau pemberitahuan tentang ujian
NB-CMS kepada mahasiswa terlambat disampaikan oleh Dekan
Fakultas. Tanggung jawab pimpinan fakultas kurang besar. Mereka
misalnya meluluskan ujian-ujian lokal tiap tingkat tanpa cukup
memperhatikaA standar tingkat ujian NB-CMS sendiri. Sikap lepas
tangal pimpinan fakultas itu misalnya dengan terus menaikkan
tingkat mahasiswa (lokal), walaupun mereka belum lulus ujian
IB-CMS. Ini "hanya menimbulkan harapan yang terlalu besar pada
maha siswa, serta mengakibatkan bertumpuknya mahasiswa pada
tingkat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…