ASAHAN, BINTAN ATAU TAYAN?

Edisi: 46/04 / Tanggal : 1975-01-18 / Halaman : 41 / Rubrik : EB / Penulis :


SETELAH 35 tahun menjadi impian rakyat Sumatera Utara (sejak
zaman Belanda), akhirnya dari Tokyo tersiar berita bahwa Jepang
& Indonesia sudah meneken persetujuan induk proyek Asahan.
Setelah bersilat lidah 5 tahun lamanya (sementara biaya proyek
membubung dari $ 500 menjadi $ 900 juta), pemerintah Jepang
melalui badan-badan OECF, Exim Bank dan ICA (International
Cooperation Agency) akhirnya menyanggupi 85% dari biaya itu.
Sisanya sebanyak 15%, kabarnya akan dipenuhi oleh konsortium
dari 5 maskapai Jepang yang akan menangani pembangunan proyek
PLTA & pabrik peleburan alumina itu - yang untuk itu minta waktu
6 bulan.

; Listrik Putih

; Untuk memancing partisipasi Indonesia - sebagai tuan rumah -
dalam proyek yang bakal merupakan monumen pembangunan paling
raksasa di Asia Tenggara ini, pemerintah Indonesia- mendapat 22«%
saham proyek itu. Sedang ke-5 maskapai Jepang tadi, saham
mayoritas sebesar 77«%. Imbalannya adalah, bahwa untuk pertama
kalinya sejak pembangunan proyek raksasa itu, Indonesia harus
menyetor 5% dari Maya Asahan alias $ 45 juta. Suatu jumlah, yang
tidak terlalu berarti dibandingkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…