Singkong Anti Kanker? ; Seorang Dokter Tua, Singkongnya ...

Edisi: 39/05 / Tanggal : 1975-11-29 / Halaman : 50 / Rubrik : KSH / Penulis :


PAYAH sekali. Dengan sisa tenaga yang masih lengket di
tubuhnya yang tipis, pak Ruslan masuk dengan dipapah ke Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kepada para dokter ia
lampiaskan keluh-kesahnya mengenai benjolan-benjolan di tubuhnya
yang mekar dengan cepat di berbagai tempat. Pertumbuhan yang tak
diinginkan itu entu saja mengkhawatirkan perasaan orang tua
ini. Dan, ya Tuhan, betapa mencemaskannya penyakit sial yang
ditanggungkannya itu ketika kemudian dokter berkesimpulan bahwa
dia terserang Iymphosarcoma. Kanker! Itulah yang mengacau
balaukan kelenjar-kelenjar tubuhnya. Satu penyakit yang masih
gelap penyebabnya, gelap pengobatannya, sama halnya dengan jenis
kanker ganas yang lain.

; Para dokter meramalkan, dengan pertumbuhan kanker yang
dideritanya seperti sekarang ini, orang tua itu hanya bisa
bertahan selama 2 bulan. Mereka mulai memilihkan obat kanker
dari sederetan obat-obatan yang dianggap bisa menaklukkan
penyakit tersebut. Namun obat itu tak jadi diberikan kepada
Ruslan, karena seorang dokter dan guru besar di Universitas
Indonesia, yang masih terbilang berfamili dengan si pasien,
menolak obat-obatan tersebut. Alasannya, si penderita sudah
lanjut usia. Jantung, hati dan organ tubuh yang lain sudah aus.
Ditakutkan peraruh sampingan dari obat kimia itu akan merusak
organ tubuh tadi. Dan memungkinkan si penderita menghembuskan
nafasnya bukan semata-mata karena kanker, tapi juga karena
penyakit lain. Pilihan yang merepotkan inilah yang kemudian
membawa orang tua. itu kepada dokter Goenawan, sesepuh
pengobatan kanker dengan singkong yang sejak sepuluh tahun
belakangan ini kadang-kadang menjadi tumpuan harapan dari para
penderita kanker. Yang ringan maupun yang kelas berat, setelah
mereka gagal memperoleh penyembuhan dari berbagai obat paten
aneka macam ragam.

; Gendruwo

; Sebagaimana biasa Goenawan, 67 tahun, ahli paru-paru yang
memimpin sanatorium Cisarua, Bogor, menyambut kedatangan pasien
baru tersebut. Dan memarutkan singkong yang juga disebut
singkong gendruwo. Dia popokkan parutan tumbuhan itu ke
benjolan-benjolan di kelangkang dan leher. Dia menakarnya dan
menyuruh si pasien memakannya. Ajaib. Beberapa hari kemudian
benjolan itu mulai menciut. Nafsu makan pak Ruslan
perlahan-lahan bangkit kembali. Dan kini, jangankan dia mati
dalam dua bulan--kemudian sebagaimana diperkirakan para dokter -
dua tahun setelah itu dia masih bisa menikmati hari tuanya
dengan agak lega di daerah yang termasuk elit di ibukota. Dia
tak pernah lagi minta bantuan pada dr. Goenawan, karena dia
sudah dapat mengobati dirinya sendiri dengan singkong. Saban
hari dia menghabiskan 30 gram parutan singkong. Patuh pada
anjuran Goenawan, menunya saban hari penuh dengan sayur-mayur
dan buah-buahan segar.

; Sang dokter yang guru besar di UI tadi, tak ayal lagi ikut
gembira bahwa familinya bisa diselamatkan. Tapi sebagai seorang-
sarjana ada sesuatu yang belum memuaskan dirinya. Pada satu hari
dia panggil dr. Todotua Simanjuntak, asisten Goenawan. "Apa yang
telah kalian berikan?", tanyanya.

; "Singkong!", jawab Simanjuntak.

; "Apa yang dikandung singkong?", tanya profesor lagi.

; "Tak tahu pasti, belum ada penyelidikan. Tapi menurut literatur
ada zat aktif yang bernama linamarine di situ".

; "Kalau begitu tidak ilmiah dong", sambut profesor.

; Merasa tidak begitu penting untuk menanggapi ucapan profesor
itu, Todotua Simanjuntak mengalihkan perhatian dengan menjawab:
"Syukur, pak Ruslan masih bisa tertolong".

; Tidak ilmiah merupakan cemooh yang paling banyak dilontarkan
sejawat sesama dokter ke alamat Goenawan. Data-data tidak
lengkap, belum ada percobaan terhadap tikus, kata mereka.
Malahan dia dituduh telah melanggar etik kedokteran, karena
memberikan obat yang belum pernah dicobakan terhadap binatang
percobaan. Memang, data-data klinis tertulis kurang dia miliki
dalam kwalitas sama seperti data-data tentang obat yang
dikeluarkan fabrik-fabrik farmasi raksasa. Tulisan Todotua
Simanjuntak mengenai singkong di sebuah majalah kedokteran dan
farmasi di sini dianggap kurang meyakinkan dan mendapat
bantahan. Tapi dalam hal keselamatan singkong tersebut yang
meskipun belum pernah dicobakan terhadap binatang, Goenawan
menampiknya dengan pintar.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14

Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…

D
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16

Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…

C
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16

Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…