MENGHADAPI TERORISME BARU ?; TEROR SELESAI ?

Edisi: 45/05 / Tanggal : 1976-01-10 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :


UNTUNGLAH bagi rakyat Belanda. Peristiwa penyanderaan oleh
"RMS" di kereta api dan konsulat RI, akhirnya selesai sebelum
Natal. Maka Pangeran Bernhard bersyukur bahwa "perayaan Natal
ini dapat terlaksana dalam suasana yang lebih baik dari pada
yang kita cemaskan semula".

; "Tapi tidak berarti segala pekerjaan sudah selesai. Membereskan
buntut peristiwa pembajakan itu berarti setumpuk pekerjaan
rumah. Memenuhi janjinya pada ketiga mediator, sebagai syarat
pembebasan 25 sandera di konsulat RI, pemerintah Belanda
minggu-minggu ini akan kongko-kongko dngan para pimpinan "RMS".
Tidak ketinggalan wakil pemuda yang tergabung dalam Vrije
Zuidmolukse Jongeren (Pemuda Maluku Selatan Merdeka), yang
mendalangi kedua aksi pembajakan itu. Sedang wakil-wakil rakyat
Belanda, sehabis reses diduga akan mengipas-ngipas lagi bara
perdebatan tentang penanggulangan aksi-aksi bersenjata "RMS"
yang sejak dulu hanya panas-panas tahi ayam saja (lihat box:
Dari Mana "RMS" Bersenjata?).

; Sebelum penyanderaan di konsulat RI berhasil diakhiri,
jurubicara Kementerian Kehakiman Nyonya Toos Faber sudah
membeberkan skenario komplotan itu selengkap-lengkapnya. Menurut
sumber-sumber Kehakiman, para aktivis Vrije Zuidmolukse Jongeren
itu sebelumnya sudah 3 kali mengadakan rapat rahasia. Tanggal 15
Nopember di Haalderen dekat Nijmegen, 22 Nopember di Capelle
a/d IJssel, dan 29 Nopember di Moordrecht. Rapat-rapat itu
kabarnya juga dihadiri oleh ketua organisasi pemuda itu, Etti
Aponno, dan menantu pendeta Metiari yang bernama Pessereron.
Skenario pembajakan, disusun dalam dua tahap. Mula-mula
direncanakan penyerangan sebuah sasaran milik Belanda. Kemudian
sementara kelompok pembajak itu akan diperantarai oleh ir.
Manusama (sesuai dengan tuntutan mereka), disusun dengan
penyerangan sebuah sasaran Indonesia. Lantas kedua kelompok itu
akan sama-sama menuntut pertemuan segitiga antara Belanda,
Indonesia, dan Badan Persatuan "RMS" yang diketuai Metiari.
Selesai tahap pertama, direncanakan penyerbuan perkampungan
Maluku Selatan yang pro Indonesia di sekitar jalan Van
Oldenbarneveldt di Apeldoorn. Namun rencana tahap kedua ini
rupanya berantakan, karena kuatnya penjagaan polisi dan militer
Belanda. Juga pertemuan segitiga antara Belanda, Indonesia dan
"RMS" tidak tercapai berkat ketegasan Dubes RI Sutopo Yuwono
menolak tuntutan itu. Ada pun pemerintah Belanda sendiri,
meskipun berjanji akan berbicara dengan para pimpinan "RMS" dan
Pemuda Maluku Selatan "Merdeka." pagi-pagi sudah menyatakan
tidak akan memberikan konsesi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?