Setelah Soviet Masuk

Edisi: 15/06 / Tanggal : 1976-06-12 / Halaman : 33 / Rubrik : EB / Penulis :


SETELAH menawarkan bantuan lebih dari US $ 100 juta untuk pembangunan PLTA Saguling (Ja-Bar) dan PLTA Mrica (Ja-Teng), ada lagi bantuan dari Uni Soviet: Proyek pabrik alumina di pulau Bintan, Riau yang diharapkan menjadi penunjang Asahan. Biaya investasinya diperkirakan lebih AS $ 300 juta. Kapasitas produksinya 600-700 ribu ton alumina setahun. Jadi lebih dari cukup untuk memberi makan pabrik aluminium Kuala Tanjung yang mencernakan 400-500 ribu ton alumina untuk menghasilkan 200-225 ribu ton aluminium setahun. Sisanya bisa dipasarkan ke Uni Soviet. Dengan bantuan itu, pabrik pemurnian bauksit pulau Bintan diharapkan mulai berproduksi tahun 1981-1982. Berarti produksinya segera dapat ditampung oleh pabrik peleburan alumina Kuala Tanjung, Asahan. Begitu keputusan Dewan Stabilisasi Ekonomi (DSE) bulan lalu.

Di atas kertas, satu masalah bagi Proyek Asahan sudah terpecahkan. Yakni bahan baku yang bernama alumina itu, hasil pemurnian bijih bauksit. Memang betul, pabrik peleburan alumina Jepang (Japan Aluminium Smelters) sudah lama menjadi…

Keywords: Uni SovietBantuan AsingDewan Stabilisasi EkonomiDSEPT Aneka TambangShowa DenkoSumitomoNippon Light MetalJapan Aluminium SmeltersJ.A.S
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…