Samad Yang Saya Kenal
Edisi: 06/18 / Tanggal : 1976-07-03 / Halaman : 08 / Rubrik : KL / Penulis : ANWAR, ROSIHAN
TATKALA Seminar Pers ASEAN yang pertama dibuka pada tanggal 16 Pebruari 1976 di Hotel Sahid Jaya pemasaran pertama ialah Abdul Samad bin Ismail, editor pengelola harian New Straits Times Kuala Lumpur.
Sebagai moderator persidangan saya pun memperkenalkan Samad: Ia tokoh wartawan-sasterawan. Dalam usia 19 tahun di tahun 1943 dia sudah duduk dalam sidang pengarang Semangat Asia dan setahun kemudian jadi wartawan Benta Malay di Syonan (atau Singapura di masa pendudukan Jepang). Sehabis perang dia wartawan Utusan Melayu (19461951).Khusus dalam kaitan dengan perjuangan Indonesia,dia pernah jadi koresponden Siasat (yang saya dirikan bulan Januari 1947) dan koresponden Antara di Singapura. Dia pendiri Angkatan Sasterawan '50 (ASS) di Singapura yang bertujuan memperluas dan mempertinggi kesusasteraan dan kebudayaan Melayu. Dalam tahun 1958 dia memimpin Brita Harian dan sekarang dia managing editor New Straits Tnes Group di Kuala Lumpur ....
Saya tidak menyebutkan Samad pernah diterungkukan oleh Inggeris sehabis perang selama 6 bulan karena dianggap menjadi kolaborator Jepun. Kemudian di bawah kuat-kuasa Undang-Undang Darurat, Inggeris menahan lagi Samad selama tahun 1951-1953.
Pada pertengahan tahun 1950-an saya berserobok dengan Samad depan gedung kantor berita Antara. "Dari mana kau Mad?". "Aku baru…
Keywords: Rosihan Anwar, Abdul Samad bin Ismail, New Straits Times, Adam Malik, S. Rajaratnam, P.K. Ojong, Mochtar Lubis, Dol Ramli, Puan Azah Aziz, Hussein Onn, Mahathil, Razaleigh, Musa Hitam, Baba Ghafar, Ghazali, Datuk Harun, 
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…