Ke Mana Bantuan Kabur ?
Edisi: 22/06 / Tanggal : 1976-07-31 / Halaman : 06 / Rubrik : NAS / Penulis :
MENHANKAM Jenderal Panggabean bertindak sebagai jurubicara pekan lalu. Meninjau daerah bencana di Bali bersama tamunya Mendagri Malaysia Tan Sri Ghazali Syafei dan Kapolri Letjen Pol. Widodo Budidarmo, Panggabean berkata: "Tak perlu mempersoalkan gempa di Bali ini sebagai bencana, nasional atau tidak. Yang penting pemerintah pusat telah memberikan bantuan". Ini jawaban yang agaknya ditunggu-tunggu masyarakat di Bali, setelah Presiden bersama nyonya dan Menteri Sudharmono melakukan inspeksi mendadak di tiga kabupaten Bali yang dilanda gempa. Menjawab pertanyaan pers di Seririt, kota yang paling menderita dekat ibukota Singaraja di kabupaten Buleleng, Presiden secara tak langsung 'memproklamirkan' bencana di Bali sebagai bencana alam nasional. "Dikatakan bencana nasional kalau Pemda tidak mampu menanggulanginya", kata Presiden. (TEMP0 24 Juli).
Selepas inspeksi Presiden, menyusul inspeksi Menteri Ekuin Prof. Widjojo Nitisastro bersama Menteri Sosial Mintareja berkeliling ke tiga kabupaten yang bernasib sial. Bagi masyarakat di sana, inspeksi kedua orang penting itu menimbulkan kesan bahwa malapetaka di Bali ini akan dibahas dalam sidang Dewan Stabilisasi Ekonomi. Maka pernyataan pun mengalir dari organisasi wanita dan KNPI Bali yang mendesak Pemerintan agar segera menyatakan musibah itu sebagai bencana nasional.
Perkara bantuan yang mengalir deras untuk Bali, memang timbul kesan bencana itu bertingkat nasional: dari pusat, dari propinsi lainnya, dari negara tetangga -- paling besar Australia juga dari pengusaha dan masyarakat Bali sendiri. Berton-ton beras mengalir ke kabupaten Buleleng, Tabanan dan Jemberana. Berpeti-peti obat, selimut, pakaian, tenda sampai biskuit -- makanan yang asing di lidah orang Bali. Maka timbul kesan bahwa gempa di Bali ini lebih dapat perhatian dari Irian Jaya, meskipun agaknya soalnya adalah soal jarak, dan nama Bali yang beken (lihat…
Keywords: Bali, Bantuan Gempa Bumi, Jenderal Panggabean, Tan Sri Ghazali Syafei, Widodo Budidarmo, Sudharmono, Prof. Widjojo Nitisastro, Mintareja, Hartawan Mataram, I Gst Ngurah Partha, Wayan Arka, Enong Ismail, Soekarmen, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?