Apakah Ini Pesta ? Apakah Ini ...?
Edisi: 22/06 / Tanggal : 1976-07-31 / Halaman : 50 / Rubrik : OR / Penulis :
"Di negeri saya yang kecil", kata Lord Killanin sembari menyedot pipanya, "meskipun kami bangsa yang terpecah, kami bersatu dalam mengorganisir olahraga"
PRESIDEN Komite Olympiade Internasional di awal hari pembukaan pesta Olympiade Montreal itu agak lega. Pesta jadi berlangsung. Tapi toh dengan catatan: dunia yang kini penuh dengan negara-negara -- dan penuh dengan gara-gara -- bukanlah Irlandia yang kecil. Bukan negeri Lord Killanin. Dunia terpecah oleh kekuatan-kekuatan politik, dan olahraga tak sanggup menyatukannya, biarpun buat beberapa hari di lapangan hijau. Para atlit memang bukan politisi. Bahkan banyak di antara mereka yang merasa muak jadi alat para pemegang kekuasaan. Tapi sayang: Olympiade belum juga berhasil diselenggarakan di suatu tempat, di suatu masa, antara pelbagai kontingen, di mana pertimbangan politik tidak diam-diam bekerja.
Olympiade Montreal juga kelihatan tak terlepas dari sikap serupa. Keputusan pemerintah Kanada yang menolak kehadiran Taiwan untuk bertanding di bawah panji dan nama Republik Cina segera menjadi issue hangat menjelang pembukaan Olympiade XXI. Tak kurang Perdana Menteri, Pierre Trudeau memveto konsensus yang telah diberikan Komite Olympiade Kanada dan Walikota Montreal, Jean Drapeau kepada Komite Olympiade Internasional (IOC) di tahun 1969. Konsensus itu menyatakan bahwa Taiwan boleh ambil bagian dalam Olympiade Montreal dengan nama Republik Cina. Janji yang diluncurkan Drapeau itu sampai akhir Juni (1976) lalu masih tak berubah. Dan tidak menimbulkan persoalan. Bahkan Organizing Committee Olympiade Montreal telah memberikan kartu pengenal untuk ke 45 anggota kontingen Taiwan.
Tapi kemudian mendadak Trudeau mempertimbangkan kedaulatan politiknya. Ia menganggap kehadiran Taiwan sebagai anggota IOC mewakili Cina, tidak sah. Sikap Trudeau ini mendapat dukungan kuat dari Menteri Imigrasi, Robert Andras. Itulah sebabnya team Taiwan yang telah tiba di Metropolitan Airport, Detroit (AS) tidak diberi visa masuk ke wilayah Kanada. "Suatu keganjilan, kalau kami membiarkan Taiwan datang ke Montreal mewakili Cina. Sementara Kanada tidak mengakui negara itu dan tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan mereka", ujar Menteri Luar Negeri Kanada, Allan MacEachen .
Tentu saja sikap Kanada tersebut ditentang Taiwan. Sekalipun wakil Taiwan dalam IOC, Henry Hsu, memilih bersikap pasif menghadapi persoalan. "Jika IOC mengatakan kami harus memakai nama Taiwan, kami akan mentaati keputusan tersebut", penjelasan Hsu kepada pers. Sikap itu diperlihatkan Taiwan karena mereka tidak ingin memperlemah pendirian IOC yang ingin mempertahankan 'kedaulatan Olympiade' seperti yang dijanjikan oleh fihak tuan rumah semula. "Jika sebelumnya pemerintah dan Komite Olympiade Kanada menyatakan tidak sanggup memenuhi persyaratan yang diajukan IOC, kami tidak akan menunjuk Montreal menjadi tuan rumah Olympiade ke-21 ", kata Ketua OPC, Lord Killanin.
Tapi dialog antara 'bahasa politik' dan bahasa olahraga' itu ternyata masih tidak mampu membuahkan titik pertemuan pendapat. Bahkan berlarut dan memperluas pandangan antara sikap pro dan kontra terhadap pendirian kedua belah fihak. Meski pemerintah Kanada mendapat kecaman keras dari dalam dan luar negeri, tapi itu tak menoyahkan pendirian Trudeau. "Pemerintah dalam hal ini adalah benar", katanya di depan House of Commons ketika menangkis…
Keywords: Olympiade Montreal 1976, Lord Killanin, Pierre Trudeau, Jean Drapeau, Robert Andreas, Allan MacEachen, Henry Hsu, John Diefenbaker, Presiden Ford, Lawrence Ting, Aish Jeneby, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…