Mobil, Mau Diapakan ?; Akhirnya Keluarga Berencana ...
Edisi: 24/06 / Tanggal : 1976-08-14 / Halaman : 49 / Rubrik : EB / Penulis :
BERKEMBANG biaknya mobil- mobil sedan di Indonesia, kini sudah melampaui jumlah kendaraan niaga sebangsa truk, bis, pick-up dan jeep. Dan tidak tanggung-tanggung: jumlah sedan, menurut taksiran kalangan perakit mobil, sudah 2 x lipat kendaraan niaga. Jadi jelaslah kini siapa yang paling banyak menyesakkan jalan-jalan raya di Indonesia dan menyemprotkan asap pencemar udara di kota-kota besar seperti Jakarta. Padahal dilihat dari kebutuhan pembangunan dari ibukota sampai ke pelosok desa, bukan sedan yang kebanyakan milik pribadi itulah yang paling diperlukan. Tapi justru kendaraan niaga yang masih langka itulah.
Mungkin itu sebabnya, Dirjen Industri Logam & Mesin (ILM) ir Suhartoyo baru-baru ini menyatakan tekad Departemen Perindustrian untuk merombak sama sekali perbandingan sedan: kendaraan niaga itu. Bukan lagi 2:1, melainkan 1:4.
Sebagai penopang tekad pemerintah itu, lahirlah keputusan Dewan Stabilisasi Ekonomi 20 Juli lalu yang pada prinsipnya mau meng-KB-kan produksi sedan sambil memperbanyak produksi kendaraan niaga. Berlandaskan keputusan Bina Graha itu Menteri Keuangan Ali Wardhana menaikkan pajak dan bea masuk impor CKD sedan dari 70% menjadi 140%. Pungutan resmi yang naik 2 x lipat itu diharapkan menaikkan harga jual sedan siap pakai sekitar 40 - 45%. Sedangkan bagi kendaraan niaga segala macam pajak dan bea masuk, kecuali MPO yang 2% itu, dihapuskan sama sekali hingga harganya diharapkan bakal turun 25%, dengan harapan produksi menanjak.
Minggu pertama setelah keputusan itu pasaran jadi kacau dan macet. Transaksi berhenti seketika. Sebab calon pembeli kendaraan niaga menghendaki harga baru. Sedang penyalur maupun agen tunggal tampaknya enggan menjual mobil. "Masalahnya", kata seorang usahawan mobil, "kebijaksanaan batu ini tidak memakai masa peralihan".
Padahal dalam proses perakitan mobil ada perusahaan yang sudah membuat stok 1 - 3 bulan. Ada yang masih menumpuk di Priok dalam keadaan terbongkar di peti kemasannya, ada pula yang sudah siap dirakit tapi belum keluar dari gudang. Dan mereka sudah membayar bea masuk dan pajak penjualan impor. Kabarnya yang paling hesar stoknya adalah Mitsubishi yang diageni Krama Yudha Tiga Berlian. Setiap bulan produksi mereka rata-rata 2000 mobil. Mungkin dalam jangka panjang kebijaksanaan itu bisa menguntungkan perusahaan yang hanya merakit mobil sedan. Tapi dalam masa peralihan ini, "kalau dijual cepat, perusahaan akan rugi besar", kata H. Malcorps, dirut Krama Yudha.
Pengurus Grakindo menganjurkan agar pemerintah memberikan potongan bea masuk dan pajak yang telah dibayar oleh perakit kendaraan niaga. Dan meskipun tidak membenarkan anggotanya membekukan penjualan sedan, Grakindo juga tak mengeluarkan pernyataan tentang pencairan harga kendaraannya. Berbagai saran itu adalah hasil rapat kilat Grakindo selama 2 hari di Gedung Pola, Jakarta. Dan sampai minggu lalu, Grakindo belum juga mengeluarkan daftar harga baru, khusus untuk kendaraan niaga.
"Tujuan pemerintah memang baik", kata Frits Eman, ketua umum Grakindo. "Tapi belum cukup dengan penghapusan pajak & bea masuk kendaraan niaga saja". Dia mengusulkan agar penurunan harga kendaraan niaga dikaitkan dengan pelaksanaan sistim bounded area bagi perusahaan perakitan mobil seperti yang sudah dimiliki oleh beberapa pabrik elektronik. Atau semacam entreport (daerah…
Keywords: Industri Logam & Mesin, ILM, Ir Suhartoyo, Ali Wardhana, Krama Yudha Tiga Berlian, H. Malcorps, Grakindo, Frits Eman, M. Jusuf, Presiden Marcos, Carya Satrya, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…