"ada Yang Mau Menjatuhkan Saya ...

Edisi: 34/06 / Tanggal : 1976-10-23 / Halaman : 50 / Rubrik : OR / Penulis :


YOGYA, Desember 1974. Malam telah larut. Tapi suasana Kongres PSSI di Gedung Agung tetap hangat. Agenda sidang tinggal satu mata acara lagi: pemilihan formatur baru.

Menurut ketentuan acara yang telah disepakati, masalah ini baru akan dibahas esok harinya. Di meja pimpinan rapat, Kosasih Purwanegara SH tampak seperti berfikir keras. Ia masih dipengaruhi oleh pembicaraan seorang perutusan sidang, yang meminta agar pemungutan suara dalam pemilihan nanti dilakukan secara bebas dan rahasia.

Ia cukup maklum maksud usul itu. Mengingat ketika itu ada dua fihak yang mau maju sebagai kandidat Ketua Umum PSSI. Di satu fihak kelompok Trio Plus -- Syarnubi Said-Hutasoit-Suparjo. Di lain fihak tampil Bardosono. Padahal dalam kepala Kosasih sudah terdapat gambaran yang jelas siapa yang bakal menempati kursi Ketua Umum PSSI sepeninggalnya. Perasaannya memlih Bardosono.

Dalam berfikir-fikir itu, menurut cerita Kosasih, tiba-tiba seorang peserta sidang membuka suara: "Besok Minggu, Pak. Minggu mau ke luar". (Versi lain mengatakan bahwa yang memberikan penawaran itu adalah Kosasih sendiri). "Kalau besok mau ke luar (maksudnya: melakukan aeara bebas), pemilihan mesti sekarang dibicarakan", jawab Kosasih. Usul itu kemudian disepakati oleh sebagian besar peserta rapat. Dan diputuskanlah (setelah merobah agenda sidang) bahwa pemilihim dilakukan malam itu juga. Palu pimpinan kemudian diserahkannya kepada Daeng Pattompo. "Saya telah mendesak supaya tata tertib dalam prosedur rapat ditaati". kata Hendrik Wiriadinata, perutusan Biak. Tapi. "Pattompo menganggap calon cuma satu: Bardosono".

Agaknya yang menjadi dasar penetapan Pattompo adalah gemuruh suara yang meneriakkan: Bardosono, Bardosono. "Padahal kalau saja orang itu (Kosasih tidak mau menyebut nama, barangkali yang dimaksud adalah Hendrik Wiriadinata) berdiri, lagi pula ia duduk di depan, mungkin jalan sidang akan lain", cerita Kosasih.

Itu memang tidak terjadi. Dan pimpinan sidang telah mengetokkan palu pertanda kemenangan Bardosono secara aklamasi. Sekalipun tidak murni, karena di situ rupanya aklamasi adalah suara yang paling keras.

Ketidak-murnian sokongan dalam Kongres Yogya yang lalu, tampak menjadi nyata setelah Bardosono melewati hari-hari kepemimpinannya di PSSI. Suara-suara daerah mulai bermunculan. Dan menuntut diadakannya Kongres Luar Biasa. Lebih-lebih setelah pengumpul suara (vote getter) seperti Sutjipto Danukusumo dan Kamamddin Panggabean disingkirkan dari kepengurusan PSSI. "Jangan saudara-saudara lupa bahwa kepengurusan ini tertulisnya tidak dengan dukungan penuh. Ada golongan-golongan yang tidak menyetujui", penjelasan Kosasih, yang juga menyatakan diri tidak dapat bekerja sama dengan Bardosono. Ia mengundurkan diri dari jabatan Wakil Ketua Dewan Penasehat PSSI, bulan lalu.

Tapi mengingat bond yang buka suara lebih kecil jumlahnya ketimbang yang diam, tidakkah mayoritas tetap berdiri di fihak Bardosono'? Bukankah diam selama ini diartikan orang dengan setuju?

Kosasih tampak tidak sependapat dengan itu. Sekalipun ia tidak tahu pasti apa yang menyebabkan bond-bond pada tutup mulut, tapi ia mempunyai asumsi tidak mungkin bond-bond itu setuju dengan keadaan sekarang. "Tak mungkin mereka bergembira setuju kalau prestasi PSSI serba mundur", dalih Kosasih. Ia juga mengingatkan bahwa sekarang yang terdengar adalah suara-suara yang tidak setuju. Tidak ada satu pun suara yang terang-terangan menyokong garis kepemimpinan Bardosono. "Nggak ada, toh. Nggak ada, toh", seru Kosasih.

Gejolak ketidak-puasan dalam tubuh PSSI memang tak pernah reda. Yang terang-terang buka suara…

Keywords: WawancaraPSSIKosasih Purwanegara SHTrio PlusSyarnubi SaidHutasoitSuparjoBardosonoDaeng PattompoHendrik WiriadinataSutjipto DanukusumoHans PandelakiKamaruddin PanggabeanKamaruddin Panggabean
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…