God Bless Kembali
Edisi: 45/07 / Tanggal : 1978-01-07 / Halaman : 42 / Rubrik : MS / Penulis :
ALBAR dengan God Bless? yang lama absen dari TIM, muncul lagi di Teater Terbuka, 25 dan 26 Desember lalu. Penontonnya melimpah bukan main. Banyak yang tak sempat ditampung, meski harga karcis lumayan (Rp 500 Rp 2.000). Ini menunjukkan fans raja rock pribumi yang berambut tomat itu belum direbut oleh grup lain.
Formasi Albar: Donny, Teddy, Yongki dan Yan. Pakaian mereka rancak. Sementara peralatan suara yang mendukung penampilan, dengan kekuatan 8.000 watt, benar-benar sesuatu yang baru. Samping kiri-kanan panggung bertumpuk-tumpuk pengeras suara yang berwarna merah muda. Sedemikian banyaknya sehingga menyerupai dinding yang hampir menjangkau atap. Sayang sekali karena kekuatan listerik tidak memadai, ditambah kerusakan teknis, perabotan raksasa ini tidak semuanya bisa bersuara. Mereka hanya bisa pakai 3.000 watt. Jadinya lebih menyerupai rajangan.
Darah Kelinci
Band pembuka sebelum God Bless muncul adalah rombongan dari Malang yang bernama The Ogle Eyes. Kelompok ini menonjolkan penyanyi bernama Micky--yang pernah ditangkap di Surabaya waktu mendampingi Victor Wood menyanyi. Ia disikat di sana karena di samping membuka mulutnya lebar-lebar, bergaya meniru lagak banci Mick Jagger, menyanyi sambil menghisap darah kelinci. Modal suaranya sebenarnya cukup. Tetapi pemuda yang semampai ini tidak beres tekniknya. Juga tidak pakai otak. Asal gebrak. Asal keras. Dan asal ramai. Ini menyebabkan penampilannya jadi ngawur. meskipun memang kalau yang dibiji keberanian dan spontanitas dia nomor satu juga.
Micky sempat ganti pakaian. Tapi nafasnya ngos-ngosan ia berusaha menyanyi dengan banyak variasi. Sempat pula duduk dan membiarkan tukang-tukang potret menjepret wajahnya yangpenuh keringat. Namun sementara musik di TIM mulai dilumuri bau jazz. wabah musik rakyat, yang manis, tenang dan sopan tapi gempal tekniknya dan total pembawaannya, Micky jadi agak ketinggalan. Begitu muncul Albar dengan gayanya yang lebih tenang dan pakai otak, makin jauhlah terasa…
Keywords: Ahmad Albar, Donny, Teddy, Yongki, Yan, The Ogle Eyes, Micky, Victor Wood, Rhoma Irama, Dua Kribo, Rini S. Bono, Jack Lesmana, Nick Mamahit, Karim, Benny Mustafa, Benny Likumahua, Perry Pattiselano, Greg Gibson, Ron Revees, Chris Blenkin, Ed Van Nesh, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…