Wajah Yang Berubah (-rubah ?); Wajah Yang Berubah (-ubah ?)
Edisi: 06/08 / Tanggal : 1978-04-08 / Halaman : 57 / Rubrik : AG / Penulis :
PIDATO Mukti Ali, pada acara serah terima 31 Maret dengan menteri agama yang baru, pendek saja. Pada pokoknya mengucapkan terimakasih kepada Presiden yang sudah memberinya kesempatan kerja selama 6,5 tahun. Lalu terimakasih kepada seluruh karyawan. Lalu ucapan selamat bekerja.
Pidato Alamsyah Ratu Perwiranegara, penggantinya, hanya sedikit lebih panjang. Pada pokoknya menyiratkan penghargaan kepada kerja menteri yang digantikannya. Lalu niat merampungkan mana-mana yang belum rampung. Lalu pernyataan keterbukaan diri, dan ajakan untuk menegur dia kapan saja ada tindakan kurang benar.
Widi Yarmanto dari TEMPO mencatat, suasana serah-terima yang juga dihadiri Menko Kesra Surono itu terasa formil dan boleh dibilang dingin. Suasana haru memang selayaknya meliputi setiap pergantian di beberapa Departemen. Tapi mungkin juga setengah orang memperkirakan, bahwa tugas menteri yang diganti ini sebenarnya belum boleh dibilang rampung fondasi beberapa bangunan baru mungkin belum boleh dibilang kukuh.
Departemen Yang Angker
Mukti Ali, doktor Ilmu Perbandingan Agama yang mendapat gelar profesor beberapa saat menjelang pelantikannya, dulu membuat banyak orang terkejut untuk berada di sebuah departemen yang terhitung raksasa. Sebagai menteri agama pertama yang tidak biasa dipanggil kyai plus haji alias KH, ia banyak diharap orang untuk dapat merobah setidak-tidaknya wajah departemen yang "angker" itu.
Bukan karena Mukti Ali tak pernah memakai peci, tentu. Tapi karena orang pesantren yang lulusan universitas Barat ini diharap--misalnya oleh orang seperti Arief Budiman --mampu menopang ide-ide pembaharuan. Paling sedikit: menghidupkan kesan lain untuk sebuah departemen, yang selama berpuluh tahun menampakkan alam fikiran tertentu yang menyebabkan orang kehilangan nafsu untuk berdialog.
Dan semangat berdialog, dalam arti keterbukaan seperti Ali Sadikin, misalnya saja, memang ternyata tak muncul. Menteri ini, dengan kepercyaan yang penuh kepada diri sendiri, ternyata seorang administrator yang banyak akal dan cukup keras--meski ia sendiri lebih menganggap dirinya seorang guru. "Background saya ini pendidikan," katanya kepada Toeti Kakiailatu dari…
Keywords: Mukti Ali, Alamsyah Ratu Perwiranegara, Surono, Arief Budiman, Ali Sadikin, Prof. Dr. Slamet muljana, IAIN, LEKNAS, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…