Tak Menyeru Tuhan Yang Tuli Serta ...
Edisi: 24/08 / Tanggal : 1978-08-12 / Halaman : 56 / Rubrik : AG / Penulis :
MASALAH pengeras suara di mesjid-mesjid sebenarnya sudah lama dipergunjingkan. Sastrawan Ali Audah, misalnya, kalau tak salah orang yang pertama kali menulis soal itu di Harzan Kami di tahun 1969. Berikutnya Hasbullah Bakry.
Umumnya orang cenderung salah faham. Menyangka bahwa suara azan, ayat suci dan sebagainya itu "sedang akan dibatasi" dengan cara melarang pengeras suara. Atau bahwa soalnya pun menjadi sedikit "peka".
Sementara itu lewat mikrofon dari pucuk mesjid-mesjid -- seperti terlihat di Jakarta -- orang berteriak-teriak seenaknya. Memanggil-manggil nama orang, memutar lagu gambus, berkhotbah sendirian pada jam 3.00 malam, apa lagi di bulan puasa. Kalau perlu bedug diturunkan dan digebugi…
Keywords: Ali Audah, Hasbullah Bakry, P2A Pusat, KH Syukri Gozali, KH Hasan Basri, KH Rahmatullah Siddik, KH Gozali Sahlan, KH Muchtar Natsir, H. Soedirman, KH M.S. Rahardjodikromo, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…