Saya Tidak Ingin Kejutan

Edisi: 28/08 / Tanggal : 1978-09-09 / Halaman : 07 / Rubrik : NAS / Penulis :


SEBAGAI pembina Angkatan Darat, KSAD Jenderal Widodo dikenal sebagai salah satu pimpinan ABRI yang banyak berbicara tentang situasi saat ini. Pekan lalu, ia berbincang-bincang dengan wartawan TEMPO Fikri Jufri dan Susanto Pudjomartono di kediaman resminya Jalan Imam Bonjol.

Tampak sehat, ia berbicara tentang berbagai hal antara lain tentang PETA, pembinaan territorial, transmigrasi AD dan tentu juga tentang Manunggalnya ABRI-Rakyat. Beberapa petikan dari wawancara itu:

Apa yang dilakukan TNI/AD dalam rangka kebijaksanaan baru Departemen Hankam.

Dengan sendirinya AD sebagai unsur-dalam dari Departemen Hankam, hanya menjabarkan dan melaksanakan kebijaksanaan yang telah digariskan menteri yang baru.

Dalam rangka usaha Manunggalnya ABRI-Rakyat, ABRI disebutkan telah melakukan mawas diri. Apa hasilnya?

Kita melihat bahwa ABRI maupun masyarakat harus sama-sama melakukan introspeksi. Karena kalau hanya sepihak saja, usaha ini tidak akan tercapai. Kalau ada oknum ABRI melakukan pelanggaran disiplin, apalagi kalau merugikan rakyat, kita tertibkan. Tapi masyarakat juga kita harapkan melakukan mawas diri, apakah benar tuduhan seolah-olah ABRI sudah meninggalkan rakyat. Ini tidak benar.

ABRI dan Rakyat tidak bisa digambarkan sebagai dua subjek yang terpisah. Waktu kelahirannya ABRI adalah bagian dari rakyat yang berjoang. Dan dalam perkembangan…

Keywords: WawancaraPetaTransmigrasi ADABRI RakyatJenderal WidodoAKABRITNI/AD
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?