Kecuali Untuk Bernafas
Edisi: 28/08 / Tanggal : 1978-09-09 / Halaman : 15 / Rubrik : HK / Penulis :
ADAM Malik berdiri di sebelah Adnan Buyung Nasution dalam suatu acara penyerahan hadiah bagi pemenang penulisan hukum yang berkenaan dengan hak-hak asasi manusia. Acara bersama Wakil Presiden itu, dua minggu lalu di Press Club, sungguh berarti banyak bagi advokat dan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta itu. "Saya harapkan sejak saat ini kita, masyarakat dan pemerintah, akan lebih terbuka bicara soal hak-hak asasi manusia. Memang, seharusnya, tak ada yang terlarang untuk bicara soal keadilan," kata Buyung.
Adam Malik menyambut acara yang diselenggarakan LBH bersama PWI itu dengan tak kurang pula terbukanya. "Hak asasi bukan untuk diteriakkan saja. Tapi harus ditunjukkan dengan cara yang sederhana agar masyarakat dan pemerintah mengetahuinya."
Bukan itu saja. Tapi pidato Presiden Suharto di muka DPR dan dipertegas lagi ketika menyambut hari Nuzulul Qur'an, tentang "pemerataan keadil an hukum," juga dinilai Buyung sebagai pertanda baginya untuk angkat bicara lebih bebas.
Itulah sebabnya, barangkali, tak ada halangan baginya untuk bicara tentang undang-undang anti subversi, 26 Agustus kemarin, dalam suatu ceramah umum di Gedung Kebangkitan Nasional.
Sebenarnya tak ada hal baru yang dikemukakan advokat ini dalam ceramah itu. Sebab sudah biasa dilontarkannya dalam ceramah di berbagai kampus menjelang ia…
Keywords: Press Club, Subversi, Adam Malik, Adnan Buyung Nasution, LBH, PWI, Presiden Suharto, Harjono Tjitrosubono, M. Panggabean, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…
Peringatan dari Magelang
1994-05-14Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…