Mengapa Mereka Resah?
Edisi: 30/08 / Tanggal : 1978-09-23 / Halaman : 56 / Rubrik : AG / Penulis :
KARDINAL Darmoyuwono, Ketua Presidium MAWI, akhir pekan lalu khusus terbang ke Jakarta untuk menandatangani surat bersama MAWI (Katolik) dan DGI (Kristen-Protestan) ke alamat Presiden Suharto. Habis itu, dia langsung terbang kembali ke tengah-tengah umatnya di Keuskupan Agung Semarang.
Surat bersama MAWI-DGI tertanggal 14 September 1978 itu sudah merupakan surat kedua yang dikirim kedua dewan pimpinan Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Protestan se-Indonesia ke Kepala Negara. Surat mereka sebelumnya -- yang hingga kini belum mendapat balasan -- dikirimkan sehari sesudah Kantor Waligereja Indonesia dan kantor DGI menerima SK Menteri Agama No. 70/1978.
Kedua pucuk surat MAWI-DGI itu secara eksplisit menolak kedua SK Menteri Agama yang keluar dalam waktu dua minggu berturut-turut. Mereka mohon Kepala Negara sendiri mencabutnya.
Alasan pokok, seperti yang disebutkan dalam siaran pers MAWI-DG I 15 September lalu adalah, "kedua surat keputusan tersebut tak sesuai dengan kebebasan agama yang dijamin oleh UUD 1945 dan dipertegas oleh Ketetapan MPR-RI No. II/MPR/1978."
"Tap MPR No. II tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), malah sama sekali tak disebut-sebut dalam konsideran kedua SK itu," kata Sekretaris MAWI Dr Leo Soekoto SJ kepada TEMPO. Sebaliknya, dalam konsideran kedua SK itu ada disebut "petunjuk Presiden" tanggal 14 dan 24 Mei 1978. Leo Sukoto merasa konsideran SK itu kurang kokoh, karena didasarkan "pada suatu petunjuk lisan saja." Sementara P4, yang justru mengatur soal kebebasan beragama, kata Sukoto, sama sekali tak disebut-sebut. Antara lain karena itulah surat MAWI dan DGI itu dialamatkan langsung kepada Presiden, selaku Mandataris MPR, yang "bertugas mengamankan semua keputusan MPR."
Bagi Dr Tahi Bonar Simatupang, salah satu Ketua Badan Pekerja Harian (BPH)-DII, konsideran petunjuk lisan itu, "sudah bukan amannya lagi." Kata Simatupang, " sekarang…
Keywords: MAWI, Darmoyuwono, DGI, Presiden Suharto, Dr Leo Soekoto SJ, Dr Tahi Bonar Simatupang, Willem Pieter, Moh. Dahlan, Amirmachmud, Mukti Ali, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…