Bergeser Dan Merosot
Edisi: 31/08 / Tanggal : 1978-09-30 / Halaman : 24 / Rubrik : MS / Penulis :
AKHIRNYA semakin jelas. Festival Penyanyi Populer harus benar-benar dibedakan dengan Festival Lagu Populer Nasional. Selama 5 tahun kedua kegiatan tersebut saling berhimpit, bergandengan. Kadangkala dilupakan apakah yang lebih penting memilih penyanyi atau memilih lagu. Sementara target untuk mengikuti Festival puncak di Tokyo jelas mementingkan Festival Lagu Populer.
Tahun ini, kedua kegiatan berjalan sendiri-sendiri. Panitia Festival Penyanyi menyelenggarakan hajatnya di Balai Sidang Senayan tanggal 14 September. Ia merupakan kegiatan resmi yang direstui SK Menteri P&K. Sementara Panitia Festival Lagu tetap merupakan kegiatan swasta yang disponsori Yayasan Music Yamaha. Panitia ini, memilih komposisi lagu terbaik, baru berlangsung di panggung Studio V RRI Jakarta tanggal 23 September waktu naskah ini diturunkan peristiwanya belum berlangsung.
Nyentrik
Perbedaan pihak yang mendukung jelas membawa perbedaan akibat. Dibanding festival sebelumnya, misalnya, festival penyanyi populer tidak lagi menekankan pengertian kata "pop" pada kebebasan berekspresi para penyanyi di panggung. Didominir peserta wanita, para finalis muncul dengan jas rapi dan gaun malam yang rupawan, dalam batasbatas kesopanan yang "dapat dipertanggung jawabkan".
Tak dapat lagi dijumpai busana yang nyentrik seperti pernah dikenakan Melky Goeslauw. Juga tidak dapat lagi dihasilkan penampilan yang resah, kasar, santai, sesuai dengan watak masing-masing penyanyi. Semuanya satu nada pucat, tertib, selain ngebet untuk menunjukkan keterampilan teknis penguasaan suara. Dengan satu kata tidak atraktif lagi.
Dengan bobot yang lebih menyerupai perataan kesempatan, muncul beberapa penyanyi dari berbagai propinsi bersaing dengan 2 jagoan ibukota Hetty Koes Endang dan Zwesty Wirabhuana. Sebelum pertandingan diumbar pun…
Keywords: Festival Lagu Populer, Yayasan Music Yamaha, Melky Goeslauw, Hetty Koes Endang, Zwesty Wirabhuana, Joice Pattipeilohy, F.X. Sutopo, Titiek Puspa, Dewi Yull, Andria Hendro, Fitri Yanti Wahah, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…