Galatama: Non Prof, Non Amatir
Edisi: 32/08 / Tanggal : 1978-10-07 / Halaman : 58 / Rubrik : OR / Penulis :
GARIS pemisah antara amatir dan profesional, dalam arti harfiah, di dunia sepakbola Indonesia sudah lama kabur. Kendati sepakbola prof itu belum pernah tertuang secara nyata.
Di zaman Bardosono menduduki kursi pimpinan PSSI memang pernah ada niat untuk mendirikan lembaga sepakbola bayaran tersebut. Tapi ide yang dimatangkan lewat diskusi di Balai Sidang Senayan, Jakarta pada tanal 15 s/d 16 Mei 1976 itu tidak sempat menemui bentuk yang pasti. Klub-klub, di antaranya Pardedetex, yang begitu antusias menyambut gagasan tersebut sampai saat ini masih saja menyandang predikat amatir.
Kegagalan penuangan bentuk sepakbola bayaran itu, kabarnya, disebabkan klub-klub yang ingin melepaskan status amatir mereka tersebut belum begitu siap buat melangkah. Setelah kemungkinan diperhitungkan lewat neraca labarugi, diperkirakan klub-klub masih membutuhkan dana bantuan untuk mempertahankan hidup. Antara lain, di sinilah letak hambatan dari kelahiran sepakbola prof itu.
Salah satu topik yang akan disampaikan…
Keywords: PSSI, Bardosono, Pardedetex, Soeparjo Poncowinoto, Kadir Yusuf, Liga Sepakbola Utama, Galatama, Persapja, NIAC, Benny Mulyono, Ali Sadikin, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…