Modul: Mahal, Tidak
Edisi: 37/08 / Tanggal : 1978-11-11 / Halaman : 17 / Rubrik : PDK / Penulis :
DUA pekan lalu ada sedikit kericuhan di Sekolah Laboratorium Ilmu Kependidikan Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Rawamangun, Jakarta. Beberapa orangtua murid mengeluh adanya 'pungutan' di sana Rp 500 untuk SD dan Rp 750 untuk Sekolah Menengahnya. Tapi menurut Sulchan Hasyim, Direktur sekolah tersebut, hal itu "bukan sebagai pengganti pungutan SPP."
Biaya itu, kata Sulchan, untuk mempercepat proses keberhasilan sistim belajar lewat modul. Untuk itu perlu memperbanyak lembaran-lembaran kerja. Seperti diketahui modul terdiri dari lembaran kegiatan, lembaran kerja, lembaran tes dan lembaran jawaban. Nah biaya yang dipungut itu dimaksud sebagai ongkos memperbanyak lembaran kerja tersebut.
"Untuk memperbanyaknya, kalau ada biaya, itu memang tugas sekolah," lanjut Sulchan kepada Bambang Bujono dari TEMPO. Karena sekolah tak punya uang, maka para orang tua murid -- lewat persatuan wali murid yang disebut Badan Pembantu Pengembangan Pendidikan (BP3) -- mengumpulkan biaya,…
Keywords: PPSP IKIP, Sulchan Hasyim, Amir Daud, BP3K, Soedijarto, Moegiadi, KPP, Daoed Joesoef, Winarno Surakhmad, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…