Hardjantho Makin Penting
Edisi: 42/08 / Tanggal : 1978-12-16 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :
KEMELUT PDI memasuki minggu ketiga. Seperti tahun lalu, dalam kemelut kali ini pun mereka memperebutkan kantor DPP PDI Jalan Diponegoro, Jakarta. Tahun lalu Sanusi dkk berhasil tetap berkantor di sana. Usaha Djon Pakan, Wakil Sekjen yang pro Isnaeni, yang ketika itu merebut dengan kekerasan, gagal. Kali ini gantian Isnaeni dkk yang menguasai kantor tersebut. Sejak "dibebas-tugaskan" sebagai ketua DPP PDI, Isnaeni dan Sunawar hampir tiap hari berusaha muncul di gedung yang tampak kurang terpelihara itu.
Baik tahun lalu maupun kali ini, pola perpecahan itu tetap. Yaitu di antara 9 orang anggota DPP yang berasal dari PNI. Sejak dulu sampai sekarang, sementara Parkindo dan Katolik berpihak pada Sanusi, Murba dan IPKI di belakang Isnaeni. Yang berbeda mungkin sikap Pemerintah.
Bulan-bulan pertama perpecahan tahun lalu, Pemerintah bersikap 'membiarkan' kedua DPP jalan sendiri-sendiri. Tapi kali ini, sementara DPP-Sanusi diijinkan rapat di jalan Borobudur, DPP Isnaeni dilarang rapat di jalan Diponegoro.
Rapat Borobudur memutuskan beberapa hal yang mendasar. Selain mensahkan keputusan "pembebas-tugasan" Isnaeni-Sunawar, rapat juga mensahkan keanggotaan MPP…
Keywords: PDI, Djon Pakan, Isnaeni, Sunawar, Hardjantho Sumodisastro, PT Panca Tunggal, PT Statomer, Ipik Asmasubrata, Gembel Soedijono, PT Rimba Tirta Emas, PT Dirodo Gajah Eilm, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?