Humaika Dan Yang Tidur
Edisi: 42/08 / Tanggal : 1978-12-16 / Halaman : 06 / Rubrik : NAS / Penulis :
ORANG-orang bermata nanap memandang ke luar, merindukan cahaya, udara, suara anak, isteri dan keluarga. Sementara Di Luar orang-orang sibuk dalam kehidupan harian/Kemudian capek lantas tertidur.
Itu cuwilan dari karya penyair Taufiq Ismail, Rasa Santun Yang Tidur yang dimuat beberapa koran Jakarta akhir pekan lalu dalam rangka Hari Kemanusiaan Sedunia 10 Desember. "Saya menulis puisi itu karena rasa malu. Malu pada diri sendiri. Karena saya merasa selama ini tidak pernah berbuat apa-apa untuk mereka yang ditahan," kata Taufiq. Sajak itu menggambarkan masyarakat yang terlupa memikirkan nasib mereka yang mendekam di tahanan. Masyarakat yang "rasa santunnya tertidur."
Agaknya supaya tidak semuanya tertidur, Oktober…
Keywords: Hak Asasi, Taufiq Ismail, Ali Sadikin, Ny. SK Trimurti, Ny. A. Yani, Adnan Buyung Nasution, Ny. Yos Soedarso, P. Swantoro Adi Sasono, Baby Huwae, Indra K. Budenani, Rendra, Dipo Alam, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?