Masih Belanja Ke Singapura ?
Edisi: 44/08 / Tanggal : 1978-12-30 / Halaman : 58 / Rubrik : EB / Penulis :
COURTESY is our way of life (Keramahtamahan adalah hidup kami). Itu diucapkan berbagai poster di hampir semua toko, hotel dan pusat perdagangan di Singapura. Bunyi poster itu terasa masih banyak ditujukan kepada tamu dari Indonesia. Itu kelihatan sejak pesawat dari Jakarta mendarat di Singapura. Menyambut tamu dari sini di Lapanganterbang Paya Lebar, orang dari agen perjalanan, harus berkali-kali mengucapkan: "Selamat datang, selamat berbelanja!"
Jakfar, dari perwakilan Musi Holiday di Singapura misalnya, terbiasa menambahi ucapan selamatnya dengan pujian komersiil. "Saya yakin anda datang ke mari membawa banyak uang." Dan nasehatnya, yang tak akan diberikan kepada turis asing lain, selalu juga: "Simpanlah uang anda yang banya itu di tempat penitipan di hotel, agar aman, dan anda akan tetap dapat berbelanja sepuas-puasnya. "
Bermalam di hotel seperti Holiday Inn, Hyatt, Merlin, Cockpit atau Peninsulla, orang sini sudah lama bukan orang asing di sana. Hotel bertaraf internasional tersebut telah berhasil membuat suasana di rumah sendiri bagi tamu dari Indonesia. Mulai dari penerima tamu, tukang angkat barang sampai pelayan lift semuanya berbahasa Melayu untuk melayani turis Indonesia. Untuk sarapan pagi ada nasi goreng dan telor ceplok atau bubur ayam di lobby Holiday Inn. Atau, di lantai 5 Peninsulla, hanya menyediakan pilihan masakan Surabaya.
Singapura tak banyak memiliki obyek turis yang menarik. Ada benteng dengan ratusan meriam peninggalan perang di Pulau Sentosa. Koleksi batu giok keluarga Haw dan Par -- pemilik perusahaan balsem Cap Macan -- yang konon harganya lebih dari S$20 juta, boleh dikunjungi. Tapi, obyek tersebut, hanya dikunjungi turis yang baru pertama kali ke bandar Singapura. Selebihnya langsung ke sasaran: shopping Singapura, bagi banyak pengunjung Indonesia memang bukan sebuah…
Keywords: Jakfar, Haw dan Par, Kenop 15, Musi Holiday, Orchard Rd, 
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…